Selasa, 07 Januari 2014

Oposisi Suriah Bertumbangan dan Memprihatinkan....

Bentrok dengan Pasukan Suriah, Puluhan Militan Tewas 

Senin, 2014 Januari 06 


Puluhan militan yang disponsori oleh berbagai pihak asing tewas dalam bentrokan dengan militer Suriah di kota Idlib dan Homs.

Menurut sumber militer yang berbicara secara anonim, pasukan Suriah dalam operasinya di kota Idlib pada Senin (6/1) menyerbu tempat persembunyian militan di Bennish, sebuah wilayah di barat laut kota tersebut dan menewaskan 27 teroris.

Sementara itu, operasi dial-Rasta, barat kota Homs telah menewaskan 30 militan.


Sebelumnya pada Senin, tentara Suriah kembali menguasai belasan desa di jalan antara Qamishli dan Tal Hamis dekat perbatasan Turki.

Kemenangan-kemenangan tersebut dicapai setelah pasukan Suriah melakukan operasi sapu bersih di daerah-daerah itu dan menewaskan beberapa militan serta menyita senjata mereka.

Militer Suriah Kontrol Kembali Belasan Desa


Militer Suriah kembali meraih kemenangan-kemenangan baru dalam melawan militan yang disponsori oleh berbagai pihak asing di timur laut negara Arab itu.

Pasukan Suriah pada Senin (6/1) berhasil menguasai belasan desa di jalan antara Qamishli dan Tal Hamis dekat perbatasan Turki.

Kemenangan itu dicapai setelah tentara Suriah melakukan operasi sapu bersih di daerah tersebut yang menyebabkan sejumlah militan tewas. Mereka juga menyita senjata-senjata para teroris.

Pada Ahad, Unit-unit Perlindungan Rakyat Kurdi yang dikenal sebagai YPG, kembali menguasai Tal Hamis.

Para pejuang Kurdi merebut kembali kota tersebut setelah bertempur sengit dengan kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan kelompok teroris al-Qaeda.

Pasukan YPG juga bergerak maju di desa al-Husseinia yang terletak di dekat Tal Hamis. Sebelumnya, pasukan YPG berhasil mengusai beberapa daerah di wilayah tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, militer Suriah telah membuat kemajuan besar dalam memerangi kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Lebih dari 250 Pemberontak Bersenjata Suriah Menyerahkan Diri




Russia Today seperti dikutip Tasnim News (6/1) melaporkan, dalam kelanjutan operasi militer Suriah di wilayah Barza yang sudah dikepung selama lebih dari setahun itu, sekitar 250 pemberontak bersenjata menyerahkan diri kepada pasukan pemerintah.

Para pemberontak itu memutuskan untuk menyerahkan diri setelah dicapai kesepakatan antara kelompok-kelompok bersenjata dengan militer Suriah dengan mediasi Komite Rekonsiliasi Nasional.

Sementara itu, anasir-anasir bersenjata yang berafiliasi ke Free Syrian Army (FSA) bersama pasukan pemerintah Suriah dan pasukan sukarelawan rakyat, bertempur melawan kelompok teroris Front Al Nushra dan Takfiri.

Harapan Al Qaeda untuk Menang di Suriah Lenyap


Pasukan pemerintah Irak memperoleh informasi yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok teroris Al Qaeda putus asa untuk bisa meraih kemenangan dalam perang di Suriah.

Fars News (6/1) melaporkan, dalam pertempuran terbaru yang terjadi antara koalisi militer Irak, polisi dan pasukan Sahwa (kelompok etnis) melawan kelompok-kelompok teroris Al Qaeda di provinsi Al Anbar, militer Irak berhasil membersihkan kota Al Ramadi dan Fallujah dari anasir teroris setelah melakukan pengepungan total.

Dalam operasi itu sejumlah teroris Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) tewas dan beberapa pemimpinnya ditangkap.

Komandan operasi militer Irak dalam aksi pembersihan dan interogasi terhadap sejumlah teroris yang tertangkap menemukan bukti serta informasi akurat tentang kondisi yang dialami kelompok-kelompok teroris.

Informasi itu menyebutkan bahwa kelompok-kelompok teroris Al Qaeda putus asa atas dukungan Barat dan Turki.

Informasi itu juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok teroris sangat kecewa dan marah atas pendukung utama mereka yaitu Arab Saudi, para teroris percaya Saudi telah menjerumuskan mereka ke dalam kesulitan yang tidak memiliki jalan keluar. Saat ini para teroris itu sama sekali tidak mempunyai harapan untuk menang.

Sejumlah kota di provinsi Al Anbar masih dikuasai Al Qaeda. Akan tetapi pertempuran dan persaingan di antara kelompok-kelompok teroris yang berafiliasi ke Al Qaeda seperti Utsman bin Affan dan DIIS terus berlangsung. Semakin sulitnya kondisi di Suriah memaksa mereka lari ke Irak dan kemungkinan meningkatnya krisis di Barat Laut Irak semakin besar.

Vladimir Putin, Presiden Rusia menyebut rezim berkuasa di Saudi sebagai rezim teroris dan sebagian berita mengatakan bahwa Rusia telah menyerahkan sebuah resolusi tentang aktivitas teror Saudi kepada Dewan Keamanan PBB.


(IRIB Indonesia/HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...