Kamis, 16 Januari 2014

Front al-Nusra Aktor Teror Bom Hermel


Front al- Nusra mengakui bertanggung jawab atas serangan bom mobil di kota Hermel, timur laut Lebanon.

Kelompok teroris yang melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan pengakuan itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di laman Twitter -nya hari Kamis (16/1).

Pemboman itu dilakukan di alun-alun Hermel di depan gedung pemerintah yang menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 30 orang lainnya.

Kota yang terletak 10 kilometer dari perbatasan Suriah tersebut memiliki populasi penduduk yang mayoritas pro-Hizbullah. Mereka juga menyaksikan sejumlah serangan roket oleh militan yang didukung asing di Suriah.

Front Al-Nusra mengumumkan kehadirannya di Lebanon pada 17 Desember 2013, ketika mengumumkan pengakuannya atas serangan roket terhadap Hermel.


Serangan itu terjadi sekitar dua minggu setelah ledakan bom mobil kuat yang menghantam kawasan Haret Hreik di ibukota Lebanon , Beirut  yang menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan lainnya.

Dua hari kemudian, kelompok teroris yang berafilias dengan al-Qaeda, Negara Islam Irak dan Syam ( DIIS ) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beirut berulang kali menjadi sasaran serangan teroris serupa dalam beberapa bulan terakhir yang telah meninggalkan sejumlah besar korban .

Pada tanggal 27 Desember 2013, beberapa orang, termasuk mantan Menteri Keuangan Mohamad Shatah tewas dalam serangan bom mobil di dekat parlemen Lebanon di Beirut.

PBB Kecam Teror Bom Hermel



Utusan khusus Sekjen PBB mengecam keras serangan bom mobil mematikan baru-baru ini di Hermel.

Pada hari Kamis (16/1) Ban Koordinator Khusus Sekjen PBB untuk Lebanon Derek Plumbly mengatakan bahwa ia terus "diganggu oleh terulangnya tindakan kekerasan di Lebanon selama sebulan terakhir".

 Dia juga meminta "semua orang Lebanon untuk menahan diri , dan berharap bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pemboman tersebut dan semua tindakan terorisme lainnya akan dibawa ke pengadilan secepat mungkin.

Ledakan bom mobil di Hermel setidaknya menyebabkan tiga orang tewas dan 30 lainnya cidera parah. Pemboman itu dilakukan di alun-alun Hermel di depan gedung pemerintah.

Front Al-Nusra mengumumkan kehadirannya di Lebanon pada 17 Desember 2013, ketika mengumumkan pengakuannya atas serangan roket terhadap Hermel.

Serangan itu terjadi sekitar dua minggu setelah ledakan bom mobil kuat yang menghantam kawasan Haret Hreik di ibukota Lebanon, Beirut  yang menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan lainnya.

Dua hari kemudian, kelompok teroris yang berafilias dengan al-Qaeda, Negara Islam Irak dan Syam (DIIS ) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Beirut berulang kali menjadi sasaran serangan teroris serupa dalam beberapa bulan terakhir yang telah meninggalkan sejumlah besar korban .

Pada tanggal 27 Desember 2013, beberapa orang, termasuk mantan Menteri Keuangan Mohamad Shatah tewas dalam serangan bom mobil di dekat parlemen Lebanon di Beirut.

Sumber : IRIB Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...