Jumat, 17 Januari 2014

Fenomena Perang Antar ISIL VS Front al-Nusra VS Ahrar al-Sham di Suriah



Takfiri
Takfiri
Kelompok takfiri al-Qaeda mengekskusi sekitar 100 anggota Takfiri saingan di kota Raqqa, ketika salah satu basis utama ISIS di negara Arab itu diserang, dan merebut kembali sebagian besar wilayah yang direbut Front al-Nusra.

Para aktivis dengan kondisi anonimitas mengatakan, sekitar 100 Takfiri dari Front al- Nusra, -yang merupakan kekuatan utama al- Qaeda di Suriah- dan brigade Ahrar al-Sham dipenggal oleh Takfiri dari Negara Islam Irak dan Levant (ISIL).

ISIL memasuki perang Suriah sebagai cabang utama al-Qaeda, namun, kemudian pemimpin al- Qaeda Aymen Zawahiri membubarkan kelompok itu dan memilih Front al-Nusra sebagai wakil mereka di Suriah.

Serangan terakhir ISIL dilakukan di kota Tel Abyad di perbatasan dengan Turki, daerah terdekat dari Qantari dan ibukota provinsi Raqqa.

Tidak ada konfirmasi independen mengenai laporan itu.

"Sekitar 70 mayat, sebagian besar ditembak di kepala. Saat ini dikumpulkan dan dikirim ke rumah sakit National Raqqa," kata salah seorang aktivis mengatakan.

"Banyak dari mereka yang dieksekusi mengalami luka-luka dalam pertempuran itu. Front al-Nusra dan Ahrar al-Sham mempunyai ideologis mirip dengan ISIL dan tidak bermasalah," tambahnya.

Pertempuran semakin meningkat dalam beberapa minggu terakhir antara fraksi saingan utama yang memimpin pemberontakan mematikan di Suriah.

Rivalitas dan pertikaian bukan hal baru di antara kelompok-kelompok Takfiri ini. Namun, pertempuran terbaru berlangsung dalam skala yang lebih besar.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pada hari Minggu, 12/01/14, bahwa sekitar 700 Takfiri tewas dalam pertempuran hanya dalam sembilan hari terakhir.

Kelompok-kelompok Takfiri saling bertentangan dalam berbagai ideologi dan sama-sama mengklaim paling mewakili Ahli Sunnah, dan mereka semua melakukan banyak kekejaman terhadap rakyat Suriah.

Anehnya, lantaran rebutan wilayah paling Nyunnah, mereka berbalik melawan satu sama lain, menggorok leher satu sama lain untuk menanam saham mendirikan apa yang mereka sebut sebagai negara "Islam" di Suriah.

Di antara mereka dilaporkan dieksekusi pada akhir pekan adalah Abu Saad al-Hadram, komandan Front al-Nusra di provinsi Raqqa yang ditangkap ISIL beberapa bulan lalu karena rivalitas antara ISIL dan al-Nusra, kata sumber-sumber oposisi.

Raqqa terletak di Sungai Efrat, 385 km (240 mil) timur laut dari Damaskus, merupakan kota yang paling signifikan dan sepenuhnya jatuh ke tangan Takfiri sejak perang dimulai di Suriah.

Sebuah pernyataan ISIL meminta suku-suku di Raqqa untuk menarik anggotanya supaya tidak anti-ISIL, dan mengatakan serangan terhadap kelompok itu dirancang untuk menghancurkan inti kekhalifahan, dan mempromosikan sistem kafir sebagai alternatif.

ISIL ditarik keluar dari Raqqa dan kota-kota lain di Suriah utara bulan ini setelah aliansi Takfiri ekstremis menyerang benteng, mengambil alih wilayah dan meningkatnya kebencian populer terhadap komandan kelompok itu.

Pembantaian ISIL terhadap Takfiri lain dan pemaksaan interpretasi yang ketat dari hukum mereka membuat kebencian masyarakat dan kelompok Takfiri lain.

Tapi ISIL kembali merebut Raqqa dalam beberapa hari terakhir dengan mengerahkan kekuatan termasuk para penembak jitu, unit komando truk-mount dan pelaku bom bunuh diri.

Sumber-sumber oposisi mengatakan, keahlian komandan asing, termasuk tokoh senior yang dikenal sebagai Omar al-Shishani sangat berpengaruh atas kemajuan ISIL.

Di provinsi Aleppo barat dari Raqqa, para aktivis mengatakan, ISIL telah kembali merebut beberapa pedesaan, termasuk Hreitan dan Basraton, di mana ISIL menewaskan seorang komandan senior dari Brigade Nour al-Din Zanki, unit kunci dalam Tentara Mujahidin yang baru dibentuk, yang memerangi ISIL di Aleppo. [IT/Onh/Ass]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...