Jumat, 24 Januari 2014

Menjawab : Iran Bersahabat Dengan Amerika....?

FILES-MIDEAST-IRAN-PALESTINIAN-ISRAEL-HAMAS-YASSIN

Katanya, Iran bukan ancaman bagi Israel atau Amerika !
“…jelasnya, analisa saya ini bukan asal-asalan, kenapa konfrontasi Amerika dan Iran dari dulu begitu-begitu saja, bahkan puncaknya malah ada Iran Gate, terbongkar rahasia bahwa presiden Reagen memerintahkan untuk menjual berbagai senjata kepada Iran pada saat katanya Iran sedang memerangi Amerika. Hingga sekarang Iran Gate masih berlangsung, malah lebih banyak lagi senjata2 yang diimport dari Eropa dan Amerika.

Kalaupun akhirnya Iran menggunakan bomb nuklir yang didapatnya dari selundupan negara tertentu, maka yang jadi tertuduh tidak mungkin musuhnya Iran. Amerika dan Israel yang resmi jadi musuh Iran tak bisa dituduh membantu Iran.

Sekarang Amerika sedang sibuk di Irak dan Afghanistant, peranan Iran bisa menggantikannya nanti setelah Amerika menarik pasukannya. Dan lembaran baru tentunya akan menjadi beban kelompok Islam Sunni.”
Benarkah analisa diatas? Uraian ini mungkin bisa menjadi penyeimbang - argumen bahwa Iran sedang bersahabat dengan Amerika.

“State Sponsors of Terrorism” atau dalam bahasa kita ”Negara Sponsor Terorisme” adalah gelar yang diberikan oleh Deplu AS bagi negara-negara yang telah “berulang kali memberikan dukungan untuk aksi terorisme internasional.”  Masuknya suatu negara ke dalam daftar ini memiliki konsekuensi negara tersebut akan mendapatkan berbagai sanksi yang ketat.


Daftar negara-negara yang tergolong ke dalam “Negara Sponsor Terorisme” ini pertama diberlakukan pada  tanggal 29 Desember 1979, dengan Libya menduduki daftar pertama, lalu disusul Irak, kemudian Yaman Selatan, dan Suriah. Kuba telah ditambahkan ke dalam daftar pada tanggal 1 Maret 1982; dan Iran ditambahkan pada tanggal 19 Januari 1984.

Begitu sebuah negara telah masuk ke dalam daftar, maka negara tersebut akan terus menjadi Negara Sponsor Terorisme sampai penunjukan tersebut akan dicabut sesuai dengan kriteria hukum yang berlaku. Berbagai macam sanksi yang diberlakukan bagi negara-negara yang termasuk ke dalam daftar tersebut di antaranya adalah:
  • Larangan ekspor dan penjualan senjata. 
  • Kontrol atas ekspor barang, membutuhkan 30 hari pemberitahuan Kongres untuk barang atau jasa yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan militer daftar negara teroris  atau kemampuan untuk mendukung terorisme.
  • Larangan-larangan terhadap bantuan ekonomi. 
  • Dikenakan sanksi ekonomi dan pembatasan-pembatasan lainnya.
Di antara negara-negara tersebut, kali ini khusus diulas tentan Iran, dan kenapa negara tersebut masuk ke dalam kategori “State Sponsors of Terrorism” oleh Deplu AS.

Iran

Iran dimasukan ke dalam daftar “State Sponsors of Terrorism” pada tanggal 19 Januari 1984. Menurut Laporan tentang Terorisme 2010 (Country Reports on Terrorism 2010) : 18 Agustus, 2011, disebutkan bahwa:

“Ringkasan: Iran tetap menjadi negara sponsor terorisme paling aktif pada tahun 2010. Keuangan, materi, dan dukungan logistik Iran  untuk kelompok teroris dan militan di seluruh Timur Tengah dan Asia Tengah memiliki dampak langsung pada upaya internasional untuk mempromosikan perdamaian, mengancam stabilitas ekonomi di Teluk, dan menggerogoti pertumbuhan demokrasi.

Pada tahun 2010, Iran terus menjadi pendukung utama kelompok-kelompok yang  sangat menentang proses perdamaian Timur Tengah. Militan Al-Qods, organisasi paramiliter cabang operasi eksternal dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), adalah mekanisme utama rezim Iran untuk mendukung teroris luar negeri. Iran menyediakan senjata, pelatihan, dan dana untuk Hamas dan kelompok teroris Palestina lainnya, termasuk Jihad Islam Palestina (PIJ) dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina – Komando Umum (PFLP-GC). Sejak  konflik Israel-Hizbullah akhir tahun 2006, Iran telah membantu Hizbullah dalam persenjataan, dalam pelanggaran langsung terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Iran telah memberikan ratusan juta dolar dalam mendukung Hizbullah di Lebanon dan telah melatih ribuan pejuang Hizbullah di kamp-kamp di Iran.

Militan Al-Quds Iran memberikan pelatihan kepada Taliban di Afghanistan pada unit taktis kecil, senjata ringan, bahan peledak, dan senjata api tidak langsung, seperti mortir, artileri, dan roket. Setidaknya sejak 2006, Iran telah mengatur pengiriman senjata untuk anggota Taliban terpilih, termasuk senjata kecil dan amunisi yang terkait, granat berpeluncur roket, mortir, roket 107mm, dan bahan peledak plastik. Iran telah mengirimkan sejumlah besar senjata ke Kandahar, Afghanistan yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruhnya di negara itu.

Meskipun janjinya untuk mendukung stabilisasi Irak, pemerintah Iran terus memberikan dukungan mematikan, termasuk senjata, pelatihan, pendanaan, dan bimbingan, kelompok militan Syiah Irak yang menargetkan pasukan   AS dan Irak. Angkatan Al-Qods terus memasok militan Irak dengan roket canggih yang diproduksi Iran, senapan sniper, senjata otomatis, dan mortir yang menewaskan Koalisi dan Tentara, serta warga sipil Irak. Iran bertanggung jawab atas peningkatan beberapa serangan mematikan terhadap pasukan AS dengan menyediakan militan kemampuan untuk merakit bahan peledak yang dirancang untuk menembus kendaraan lapis baja. Militan Al-Qods, bekerjasama dengan Hizbullah dari Lebanon, memberikan pelatihan di luar Irak serta penasihat di Irak bagi gerilyawan Syiah dalam pembangunan dan penggunaan teknologi bom rakitan dan persenjataan canggih lainnya.”

Selain Iran, negara seperti Sudan, Yaman Selatan dan Kuba termasuk ke dalam daftar, sedangkan Korea Utara dimasukkan ke dalam daftar tersebut pada tahun 1988.

Dan ada juga beberapa negara yg cukup “kooperatif”, sehingga dihapuskan dari daftar hitam tersebut, contohnya Libya, dihapus dari daftar pada tahun 2006, Iraq pada tahun 2004, Yaman Selatan pada tahun 1990, dan Korut pada tahun 2009. Sedangkan status negara-negara lainnya masih tetap seperti sebelumnya.

Pertanyaannya, mengapa negara-negara seperti KSA / Saudi, Qatar, Kuwait, Turki, Mesir, Jordan dan negara-negara Teluk lainnya aman-aman saja dan tidak masuk ke dalam daftar ini?

Dan mengapa mereka, para teroris atau ‘mujahidin’ yang berbendera “Islam” malah menghajar negara-negara yang justru masuk dalam daftar hitam ini, mengapa mereka menggoyang negara-negara musuh AS..?

 
Source : http://liputanislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...