Sabtu, 01 Februari 2014

Amerika Kembali Mengancam Suriah

john-kerry-syria-google-hangout

Pemerintah Amerika kembali mengeluarkan ancaman militer terhadap Suriah. Hal itu dilakukan karena menganggap Suriah menghambat upaya penghancuran senjata kimianya.

“Setiap indikasi yang kami dapatkan adalah bahwa tidak ada alasan syah bahwa penghancuran itu belum terjadi sekarang,” kata Menlu John Kerry dalam konperensi pers yang diadakan di Berlin, hari Jumat (31/1).

“Kami menginginkan pemerintah Suriah untuk mematuhi kewajibannya dan bahwa adalah penting untuk memindahkan secepatnya semua senjata kimia itu dari 12 atau lebih tempat-tempat penyimpanan mereka ke pelabuhan Latakia untuk dipersiapkana pengangkutan ke luar Suriah,” tambahanya.


Di bawah kesepakatan yang digagas oleh Rusia tahun lalu demi menghindarkan Suriah dari serangan militer Amerika, Suriah berkewajiban untuk menyerahkan seluruh senjata kimianya pada pertengahan 2014. Organisasi pelarangan senjata kimia (The Organization for the Prohibition of Chemical Weapons) menyatakan hari Rabu lalu bahwa Suriah baru menyerahkan kurang dari 5% senjata kimianya dan mendesak pemerintah untuk mempercepatnya. Pemerintah Suriah sendiri berdalih masalah keamanan sebagai penyebabnya. Sebagaimana diketahui Suriah kini dilanda perang sporadis yang bisa menghambat implementasi penyerahkan senjata kimia Suriah.

“Saya ingin mengingatkan (Presiden Suriah) Bashar al-Assad bahwa kesepakatan ini menekankan bahwa jika ada isu-isu tentang ketidak lengkapan implementasi kesepakatan ini, Suriah akan dianggap melanggar Champter 7 DK PBB,” tambah Kerry, merujuk ketentuan DK PBB tentang pemberian sanksi terhadap negara-negara yang dianggap melanggar ketentuan PBB, termasuk dengan kekuatan senjata.

Meski demikian para pejabat Rusia menolak kemungkinan DK PBB memerintahkan penggunaan kekuatan militer dalam kasus ini. Mereka menyatakan bisa menerima alasan yang disampaikan pemerintaha Suriah tentang alasan keamanan yang menghambat pengiriman senjata-senjata kimia tersebut ke tempat tujuannya.

Deputi Menlu Rusia Gennady Gatilov mengatakan bahwa ancaman Kerry tersebut sebagai “counterproductive”. 

Source : liputanislam.com /press tv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...