Rabu, 05 Februari 2014

Amerika Akui "Gagal" di Suriah

john kerry

Menlu Amerika akhirnya mengakui kegagalan Amerika dalam menjalankan kebijakannya di Suriah. Demikian pernyataan 2 orang legislator Amerika yang mengkritisi kebijakan luar negeri Amerika sebagaimana dikutip The Daily Beast hari minggu (3/2).

Pengakuan Kerry tersebut disampaikannya dalam pertemuan tertutup dengan 15 anggota Congress. Kerry mengatakan bahwa ia tidak lagi percaya dengan pendekatan yang dilakukan pemerintah Amerika di Suriah.

Laporan tersebut muncul beberapa hari setelah pembicaraan Genewa II antara pemerintah dan pemberontak Suriah, mengalami kegagalan. Usai kegagalan tersebut Amerika kini melanjutkan kembali pengiriman senjata “tidak mematikan” kepada para “pemberontak non teroris” yang terafiliasi Al Qaida.

“Kita sampai pada satu titik dimana kita harus melakukan perubahan strategi,” kata Senator Lindsey Graham, yang hadir dalam pertemuan dengan Kerry di sela-sela konperensi keamanan internaisonal di Munchen, Jerman, minggu lalu.


“Ia [Kerry] secara terbuka berbicara tentang pemberiana bantuan senjata kepada para pemberontak. Ia secara terbuka berbicara tentang membentuk koalisi anti Al Qaida karena dianggap sebagai ancaman langsung,” tambahnya.

Pemerintah Amerika melihat bahwa para pemberontak Suriah telah terpecah menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok “moderat” dan kelompok-kelompok “Al Qaida”. Kelompok terakhir tersebut tidak saja memerangi pemerintah Suriah, namun juga kelompok pemberontak “moderat”.

Setelah pertemuan tersebut Senator Graham dan John McCain memberikan keterangan pers kepada media massa Amerika termasuk The Daily Beast. Mereka setuju dengan pandangan Kerry dan mendukung perubahan pendekatan terhadap konflik Suriah.

Suriah Tolak Pembicaraan Langsung dengan Amerika

Sementara itu dikabarkan pemerintah Suriah menolak permintaan Amerika untuk melakukan pembicaraan langsung tentang konflik Suriah sebelum John Kerry meminta ma’af atas pernyataan-pernyataannya tentang pemerintaha Suriah dalam pertemuan Genewa II beberapa waktu lalu. Permintaan dan penolakan tersebut terjadi di sela-sela pertemuan Genewa II maupun pertemuan di Munchen minggu lalu.

“Jujur saja, Amerika telah meminta pembicaraan langsung namun saya menolaknya kecuali John Kerry meminta ma’af atas apa yang dikatakannya di Genewa,” kata menlu Suriah Walid Muallem kepada media Suriah dalam penerbangan ke Damaskus akhir bulan lalu.

Dalam sesi pembukaan pertemuan Genewa II tgl 22 Januari, Kerry menyebut Presiden Bashar al Assad telah kehilangan legitimasi dan tidak layak terlibat dalam pemerintahan transisi. Moallem langsung menolak klaim tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada “kekuatan loar” yang bisa membatalkan legitimasi pemerintah Suriah. 

Gagal Terapkan Perang Proksi di Suriah, CIA Tegur Komandan Operasi AS

CIA
CIA
Badan Intelijen AS (CIA) menegur Jenderal John Wright, komandan operasi dan kerjasama untuk perang proksi di Suriah atas kegagalannya dalam memprovokasi pasukan anti-Assad untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap pasukan pemerintah.

"Brigadir Jenderal John Wright ditegur oleh CIA dan dipanggil ke Washington pada 20 Januari saat masih di pesawat militer," kata sumber informasi kepada Fars News Agency dengan kondisi anonimitas karena kerahasiaan masalah ini, Selasa, 04/02/14.

Veteran Jenderal AS berumur 57 tahun itu banyak pengalaman tempur terutama di Afghanistan, Irak dan Libya dan untuk perang Suriah, dia mendirikan kantor di Amman sebagai langkah pertama untuk memulai koordinasi dengan Arab Saudi.

Tapi selama itu ia tidak bisa membujuk Riyadh untuk tetap komitmen dan berusaha menyediakan bantuan keuangan dan logistik kepada angkatan pemberontak di Suriah, jelas sumber itu.

"Setelah menegur Wright, CIA memberikan tenggat waktu selama tiga bulan untuk melakukan upaya terbaik dan memenuhi misinya," tambah sumber itu.

Laporan sebelumnya pada bulan Agustus 2013, mengkonfirmasi kerjasama Wright dengan Riyadh, dan ia telah mengadakan pertemuan khusus dengan Pangeran Bandar bin Sultan di kota Amman, Yordania.

"Setelah pertemuan ini, senjata diserahkan dan rudal anti-tank (Stinger) AS diberikan kepada kelompok-kelompok anti-Suriah yang dipimpin langsung oleh CIA," ujar sumber informasi pada saat itu.

Selain itu, CIA juga melatih sekitar 3.000 pemberontak di pangkalan AS di Yordania al- Mouqar dekat perbatasan Suriah, kata sumber itu.

Source : 
islamtimes.org
LiputanIslam.com /press tv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...