Akhirnya, mimpi "senjata makan tuan"
mulai menghantui pemerintah Inggris yang selama ini aktif menggerogoti
kedaulatan Suriah dengan mengimpor para teroris takfiri ke negara itu.
Sekitar 250 warga Inggris yang status keagamaannya Muslim baru-baru ini
pulang kampung setelah menjalani serangkaian pelatihan militer dan
bertempur di Suriah.
Pihak berwenang tentu saja sangat kuatir dengan keadaan ini. Layanan
keamanan tidak menghalangi kemungkinan peningkatan risiko serangan
teroris jebolan Suriah itu, demikian menukil laporan al-Alam, Rabu,
19/02/14.
Layanan keamanan Inggris menerima informasi bahwa lebih dari separuh
400 teroris takfiri warga negaranya yang bertolak ke Suriah untuk ikut
berkonflik baru-baru ini, telah kembali ke negara itu. Mengingat fakta
bahwa banyak dari mereka yang melakukan kontak langsung dengan
kelompok-kelompok teroris Takfiri, terutama al-Qaeda, para ahli
menguatirkan kemungkinan terjadinya ketidakstabilan dan naiknya tingkat
ancaman teroris.
Pada awalnya layanan keamanan Inggris meremehkan bahaya dari situasi
ini, dengan melaporkan bahwa jumlah wisatawan berbahaya ini lima kali
lebih rendah dari angka yang diungkapkan baru-baru ini. Menurut
informasi terbaru, beberapa teroris takfiri itu dikenal sebagai veteran
operasi militer, termasuk di Afghanistan dan Pakistan.
Pada saat yang sama, pemerintah Inggris berusaha untuk tidak
meningkatkan situasi dan tetap berpegang pada retorika masuk akal agar
tidak memicu kemarahan publik--baik dari kalanga umat Islam maupun
seluruh populasi. Seorang sumber senior Whitehall mengatakan, "Ancaman
dari Suriah serius dan menyugukan tantangan nyata bagi badan-badan
intelijen. Tapi tidak semua orang yang pulang akan memulai
keterlibatannya dalam rencana serangan yang berbasis di Inggris. Untuk
beberapa di antaranya, jihad dilakukan, yang lainnya akan membantu orang
lain melakukan perjalanan ke Suriah, sementara yang lain akan
menggalang dana untuk berperang.".
Sementara itu, Kmsi Amal Inggris mengamati secara dekat pelbagai
tindakan organisasi yang mendanai individu di Suriah. Direktur umum MI5,
Andrew Parker, telah mengatakan pada Parlemen Inggris tahun lalu bahwa
mereka telah berhasil menemukan hubungan tertentu di antara warga
Inggris yang bertolak ke Suriah dan beberapa organisasi teroris.
Di samping fakta bahwa 16 orang yang terkait dengan krisis Suriah telah
ditahan atas dugaan melakukan kegiatan teroris sejak awal tahun, pihak
berwenang juga kuatir bahwa kaum ekstrimis yang pulang itu akan
mempengaruhi kawula muda setempat, serta mendorong mereka berbuat
ilegal. Pada saat yang sama, para kritikus berpendapat bahwa pemerintah
telah lama tahu tentang aksi tersebut, namun gagal mengambil
langkah-langkah nyata untuk mengatasi masalah ini.
Source : Mahdi-News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...