SUMBER: Analisis Pencari Kebenaran
Source : http://kabarislam.wordpress.com
Dimanakah Masyriq Pada Hadis Fitnah [Najd] : Rabiah Mudhar Ahlul Masyriq
Tulisan ini bisa dibilang pengulangan
yang disertai dengan sedikit tambahan untuk membungkam para salafy
berkaitan dengan hadis Najd. Seperti yang kita ketahui bersama, salafy
berkeras [bin ngotot] kalau Najd yang dimaksud dalam hadis Fitnah Najd
adalah Iraq bukannya Najd yang ada di Jazirah Arab. Cara pendalilan
mereka ini telah kami bahas dan merupakan fallacy [sesat pikir] yang
sangat nyata [bagi yang belum membacanya maka silakan membaca beberapa
tulisan kami tentang Najd].
- Hadis Tanduk Setan Kontroversi Najd dan Irak
- Analisis Hadis Tanduk Setan Najd Bukan Irak
- Najd Bukan Irak Bantahan Bagi Salafy
Hadis Fitnah Timur : Najd
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا وكيع عن عكرمة بن عمار عن سالم عن ابن عمر قال خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم من بيت عائشة فقال رأس الكفر من ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان يعني المشرق
Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar bin Abi Syaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’
dari Ikrimah bin ‘Ammar dari Salim dari Ibnu Umar yang berkata
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari pintu rumah Aisyah
dan berkata “sumber kekafiran datang dari sini dari arah munculnya
tanduk setan yaitu timur [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
وحدثني حرملة بن يحيى أخبرنا ابن وهب أخبرني يونس عن ابن شهاب عن سالم بن عبدالله عن أبيه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال وهو مستقبل المشرق ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا ها إن الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepadaku Harmalah
bin Yahya yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb yang
berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Salim bin
‘Abdullah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata dan Beliau menghadap kearah timur “fitnah datang dari sini,
fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini, dari arah munculnya
tanduk setan” [Shahih Muslim 4/2228 no 2905]
Kedua hadis di atas dengan jelas
menyebutkan tentang masyriq [timur] sebagai arah tempat datangnya fitnah
atau arah munculnya tanduk setan. Pertanyaannya adalah timur yang
dimana?. Salafy mengatakan bahwa di masa arab dahulu istilah timur barat sama halnya dengan istilah kanan kiri. Artinya
di sebelah kanan adalah timur dan disebelah kiri adalah barat. Salafy
menginginkan dengan pengertian tersebut maka arah timur yang dimaksud
tidak mesti tepat di timur arah mata angin sekarang. Syubhat salafy ini
terbantahkan dengan adanya berbagai hadis shahih yang menunjukkan kalau
arah timur yang dimaksud adalah arah matahari terbit. Yaitu hadis
berikut
حدثنا عبد الله ثنا أبي ثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم ثنا عقبة بن أبي الصهباء ثنا سالم عن عبد الله بن عمر قال صلى رسول الله صلى الله عليه و سلم الفجر ثم سلم فاستقبل مطلع الشمس فقال ألا ان الفتنة ههنا ألا ان الفتنة ههنا حيث يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah yang menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Sa’id mawla bani hasyim yang berkata telah
menceritakan kepada kami Uqbah bin Abi Shahba’ yang berkata telah
menceritakan kepada kami Salim dari ‘Abdullah bin Umar yang berkata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat fajar
kemudian mengucapkan salam dan menghadap kearah matahari terbit seraya
bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah
munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
حدثنا موسى بن هارون ثنا عبد الله بن محمد بوران نا الأسود بن عامر نا حماد بن سلمة عن يحيى بن سعيد عن سالم عن بن عمر أن النبي صلى الله عليه و سلم استقبل مطلع الشمس فقال من ها هنا يطلع قرن الشيطان وها هنا الفتن والزلازل والفدادون وغلظ القلوب
Telah menceritakan kepada kami Musa
bin Harun yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Muhammad Fuuraan yang berkata telah menceritakan kepada kami Aswad bin
‘Aamir yang berkata telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah
dari Yahya bin Sa’id dari Salim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam menghadap kearah matahari terbitseraya berkata “dari
sini muncul tanduk setan, dari sini muncul fitnah dan kegoncangan dan
orang-orang yang bersuara keras dan berhati kasar [Mu’jam Al Awsath Thabrani 8/74 no 8003 dengan sanad shahih]
Tidak hanya soal arah yang dimaksud timur
matahari terbit. Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga
menyebutkan nama tempat yang dimaksud yang sesuai dengan arah timur
matahari terbit dari Madinah. Tempat tersebut adalah Najd
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami
Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam
kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”.
Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah
muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Najd disini bukanlah Iraq karena antara
Najd dan Iraq hanya Najd yang merupakan tempat dengan arah timur
matahari terbit dari Madinah. Salafy bisa saja berdalih kalau Iraq juga
terletak di timur madinah dengan alasan kanan Madinah adalah timur dan
kiri Madinah adalah barat tetapi dalih tersebut tertolak dengan
penjelasan arah yang dimaksud adalah timur matahari terbit. Irak tidak
terletak pada arah timur matahari terbit. Siapapun yang berada di
Madinah dan menyaksikan arah terbitnya matahari kemudian ia menelusuri
jalan dengan arah tersebut maka ia akan sampai di Najd bukan di Iraq.
Selain menunjukkan nama tempat tersebut,
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan ciri-ciri
orang atau penduduk di tempat tersebut. Diantaranya Rasulullah
[shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebutkan kalau orang-orang disana
[tempat munculnya fitnah] adalah orang yang berhati sombong dan angkuh
termasuk pengembala unta atau dikenal dengan sebutan Ahlul wabar.
حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن أبي الزناد عن الأعرج عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال رأس الكفر نحو الشرق والفخر والخيلاء في أهل الخيل والإبل الفدادين أهل الوبر والسكينة في أهل الغنم
Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Yahya yang berkata qara’tu ala [aku membacakan kepada] Malik dari
Abi Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda “sumber kekafiran datang dari timur,
kesombongan dan keangkuhan adalah milik orang-orang pengembala kuda dan
unta Al Faddaadin Ahlul Wabar [arab badui] dan kelembutan ada pada
pengembala kambing [Shahih Muslim 1/71 no 52]
حدثنا عبدالله بن عبدالرحمن أخبرنا أبو اليمان عن شعيب عن الزهري حدثني سعيد بن المسيب أن أبا هريرة قال سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول جاء أهل اليمن هم أرق أفئدة وأضعف قلوبا الإيمان يمان والحكمة يمانية السكينة في أهل الغنم والفخر والخيلاء في الفدادين أهل الوبر قبل مطلع الشمس
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin ‘Abdurrahman yang berkata telah mengabarkan kepada kami
Abul Yaman dari Syu’aib dari Az Zuhri yang berkata telah mengabarkan
kepadaku Sa’id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah berkata aku mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Penduduk Yaman datang,
mereka bertingkah laku halus dan berhati lembut iman di Yaman, hikmah di
Yaman, kelembutan ada pada penggembala kambing sedangkan kesombongan
dan keangkuhan ada pada orang-orang Faddadin Ahlul Wabar [arab badui] di
arah terbitnya matahari [Shahih Muslim 1/71 no 52]
Kedua hadis di atas menyebutkan tempat
munculnya fitnah adalah tempat pada arah timur matahari terbit dimana
orang-orang disana dikenal sebagai pengembala unta, orang yang berhati
kasar sombong dan angkuh yang merupakan tabiat kebanyakan dari ahlul
wabar atau arab badui. Ahlul wabar bisa diartikan sebagai orang arab
badui karena tempat tinggal mereka terbuat dari al wabr atau bulu. Di
masa Nabi [shallallahu 'alaihi wasallam] Ahlul wabar tinggal di Najd.
.
.
Rabi’ah dan Mudhar Ahlul Masyriq
Selain menyebutkan ciri-ciri mereka,
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] juga menyebutkan kabilah
mereka yang dikenal sebagai Rabiah dan Mudhar. Rabi’ah dan Mudhar
dikenal sebagai Ahlul Masyriq [penduduk timur] di masa Nabi [shallallahu
‘alaihi wasallam]
حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن إسماعيل قال حدثني قيس عن عقبة بن عمرو أبي مسعود قال أشار رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده نحو اليمن، فقال الإيمان يمان هنا هنا، ألا إن القسوة وغلظ القلوب في الفدادين، عند أصول أذناب الإبل، حيث يطلع قرنا الشيطان، في ربيعة ومضر
Telah menceritakan kepada kami
Musaddad yang berkata telah menceritakan kepada kami Yahya dari Isma’il
yang berkata telah menceritakan kepadaku Qais bin Uqbah bin Amru Abi
Mas’ud yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengisyaratkan tangannya kearah Yaman dan berkata “Iman di Yaman disini
dan kekerasan hati adalah milik orang-orang Faddadin [arab badui atau
pedalaman] yang sibuk dengan unta-unta mereka dari arah munculnya tanduk
setan [dari]Rabi’ah dan Mudhar [Shahih Bukhari no 3126]
Dalil-dalil di atas hanya pengulangan
dari tulisan kami sebelumnya tetapi disini akan kami tambahkan sedikit
dalil shahih kalau Rabiah dan Mudhar adalah penduduk Masyriq [timur] di
masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Berikut hadis yang memuat
keterangan tentang Rabi’ah dan Mudhar
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَبَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَنْ الْوَفْدُ أَوْ مَنْ الْقَوْمُ قَالُوا رَبِيعَةُ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَلَا نَدَامَى قَالُوا إِنَّا نَأْتِيكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيدَةٍ وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ هَذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِي شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَنَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَحْدَهُ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامُ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ وَتُعْطُوا الْخُمُسَ مِنْ الْمَغْنَمِ وَنَهَاهُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ وَالْحَنْتَمِ وَالْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ رُبَّمَا قَالَ النَّقِيرِ وَرُبَّمَا قَالَ الْمُقَيَّرِ قَالَ احْفَظُوهُ وَأَخْبِرُوهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basyaar yang berkata telah menceritakan kepada kami Ghundar
yang berkata telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abi Jamrah
yang berkata saya pernah menjadi penterjemah antara Ibnu Abbas dan
orang-orang. [Ibnu Abbas] berkata “sesungguhnya delegasi [utusan] Abdul
Qais pernah mendatangi Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]. Beliau
[shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “siapakah utusan itu atau kaum
itu?”. [para sahabat] berkata “Rabi’ah”. Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] berkata “selamat datang kaum atau utusan semoga tidak ada
kesedihan dan penyesalan. Mereka berkata “kami datang dari perjalanan
jauh dan diantara tempat tinggal kami dan tempat tinggal-Mu terdapat
perkampungan kaum kafir Mudhar sehingga kami tidak bisa datang kepadaMu
kecuali pada bulan haram maka perintahkanlah kepada kami perintah yang
dapat kami ajarkan kepada orang-orang di tempat kami dan karenanya kami
dapat masuk surga. Maka Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
memerintahkan kepada mereka empat hal dan melarang mereka empat hal,
memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah ‘azza wajalla
satu-satunya. Beliau [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tahukah
kalian arti beriman kepada Allah satu-satunya?”. Mereka berkata “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] berkata “bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasulullah dan mendirikan Shalat dan menunaikan zakat
dan berpuasa di bulan ramadhan dan memberikan seperlima [khumus] dari
harta rampasan perang [ghanimah] . Dan Nabi [shallallahu ‘alaihi
wasallam] melarang mereka dari meminum Ad Dubaa’ Al Hantam dan Al
Muzaffat. Syu’bah berkata “terkadang Beliau [shallallahu ‘alaihi
wasallam] menyebutkan An Naqiir dan terkadang berkata Muqayyir.
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “hafalkanlah itu dan
kabarkanlah kepada orang-orang di tempat kalian” [Shahih Bukhari 1/29 no 87]
Hadis di atas menjelaskan bahwa kabilah
Abdul Qais adalah salah satu dari Kabilah Rabi’ah dan diantara tempat
tinggal mereka dan tempat tinggal Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] di
madinah terdapat tempat tinggal kabilah Mudhar [yang masih kafir].
Pertanyaannya siapakah kabilah Abdul Qais ini dan dimana mereka tinggal.
Terdapat dalil shahih yang menyebutkan kalau Abdul Qais termasuk
penduduk Masyriq [timur]
حدثنا أحمد قال حدثنا شباب قال حدثنا عون بن كهمس قال حدثنا هشام بن حسان عن محمد بن سيرين عن أبي هريرة عن النبي قال خير أهل المشرق عبد القيس
Telah menceritakan kepada kami Ahmad
yang berkata telah menceritakan kepada kami Syabaab yang berkata telah
menceritakan kepada kami ‘Aun bin Kahmas yang berkata telah menceritakan
kepada kami Hisyaam bin Hassaan dari Muhammad bin Sirin dari Abu
Hurairah dari Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam] yang
bersabda “penduduk Masyriq [timur] yang paling baik adalah Abdul Qais” [Mu’jam Al Awsath Thabrani 2/171 no 1615]
Hadis ini sanadnya shahih diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya. Berikut adalah keterangan mengenai para perawinya
- Ahmad syaikh [guru] Thabrani dalam sanad di atas adalah Ahmad bin Husein bin Nashr Abu Ja’far Al ‘Askariy . Daruquthni menyatakan kalau ia seorang yang tsiqat [Su’alat Hamzah 1/146 no 144]
- Syabab adalah Khalifah bin Khayaath termasuk salah satu syaikh [guru] Bukhari. Ibnu Adiy menyatakan ia hadisnya lurus shaduq. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan menyatakan ia mutqin. Maslamah berkata “tidak ada masalah padanya” [At Tahdzib juz 3 no 304]. Adz Dzahabi menyatakan ia shaduq [Al Kasyf no 1409]
- ‘Aun bin Kahmas adalah salah satu perawi Abu Dawud. Telah meriwayatkan darinya jamaah tsiqat. Ahmad bin Hanbal berkata “tidak dikenal”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Abu Dawud berkata “tidak disampaikan kepadaku kecuali yang baik” [At Tahdzib juz 8 no 313]. Ibnu Hajar menyatakan ia maqbul tetapi dikoreksi dalam Tahrir At Taqrib kalau ia seorang yang shaduq hasanul hadis [Tahrir Taqrib At Thadzib no 5225]. Adz Dzahabi menyatakan “tsiqat” [Al Kasyf no 4319]
- Hisyam bin Hassaan adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Ibnu Saad Ibnu Syahin, Utsman bin Abi Syaibah dan Ibnu Hibban menyatakan tsiqat. Abu Hatim dan Ibnu Adiy berkata “shaduq”. [At Tahdzib juz 11 no 75]. Ibnu Hajar menyatakan tsiqat dan termasuk orang yang tsabit riwayatnya dari Ibnu Sirin [At Taqrib 2/266]
- Muhammad bin Sirin adalah perawi kutubus sittah tabiin yang dikenal tsiqat. Ibnu Hajar menyatakan ia tsiqat tsabit dan ahli ibadah [At Taqrib 2/85]. Adz Dzahabi menyatakan ia tsiqat hujjah [Al Kasyf no 4898]
Hadis di atas menyebutkan kalau
Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] menyebut Abdul Qais sebagai
ahlul masyriq [penduduk timur] yang paling baik. Apakah masyriq [timur]
yang dimaksud?. Arah timur manakah yang dimaksud?. Dimana sebenarnya
tempat tinggal kabilah Abdul Qais?. Perhatikan hadis berikut
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ الضُّبَعِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ جُمُعَةٍ جُمِّعَتْ بَعْدَ جُمُعَةٍ فِي مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ عَبْدِ الْقَيْسِ بِجُوَاثَى مِنْ الْبَحْرَيْنِ
Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu
‘Aamir Al ‘Aqdiy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin
Thahman dari Abi Jamrah Adh Dhuba’iy dari Ibnu Abbas yang berkata
“sesungguhnya shalat jum’at yang pertama dilakukan setelah shalat jum’at
di masjid Rasulullah [shallallahu ‘alaihi wasallam] adalah di
masjid kabilah Abdul Qais di Juwatsa daerah Bahrain [Shahih Bukhari 2/5 no 892]
Jadi kabilah Abdul Qais yang termasuk
salah satu kabilah Rabi’ah tinggal di Bahrain. Dimanakah Bahrain?.
Bahrain adalah kawasan yang terletak di sebelah timur arah matahari
terbit dari madinah. Kalau Bahrain adalah tempat tinggal kabilah Abdul
Qais maka dimanakah tempat tinggal kafir Mudhar yang disebutkan dalam
hadis Bukhari sebelumnya terletak di antara madinah [tempat tinggal
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] dan Bahrain [tempat tinggal Abdul
Qais]. Jawabannya gampang, ambil peta dan lihat tempat itu adalah Najd.
أخبرنا عمر بن سعيد بن سنان قال أخبرنا أحمد بن أبي بكر عن مالك عن عبد الله بن دينار عن ابن عمر أنه قال رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يشير نحو المشرق ويقول ( ها إن الفتنة ها هنا إن الفتنة ها هنا من حيث يطلع قرن الشيطان ) قال أبو حاتم رضي الله عنه مشرق المدينة هو البحرين و مسيلمة منها وخروجه كان أول حادث حدث في الإسلام
Telah mengabarkan kepada kami Umar
bin Sa’id bin Sinaan yang berkata telah mengabarkan kepada kami Ahmad
bin Abu Bakar dari Malik dari Abdullah bin Dinar dari Ibnu Umar yang
berkata sesungguhnya aku melihat Rasulullah [shallallahu ‘alaihi
wasallam] mengarahkan tangannya kea rah timur dan berkata “dari sini
fitnah dari sini fitnah dari sini dari arah munculnya tanduk setan”. Abu
Hatim berkata “timur madinah adalah Bahrain, Musailamah berasal darinya
dan keluar darinya dialah yang pertama membuat bid’ah dalam islam” [Shahih Ibnu Hibban 15/24 no 6648 Syaikh Al Arnauth berkata “shahih dengan syarat Bukhari Muslim]
Kawasan Bahrain dan sekitarnya termasuk
Najd adalah kawasan yang di masa Nabi [shallallahu ‘alaihi wasallam]
dikenal sebagai masyriq [timur] sehingga penduduknya Rabi’ah dan Mudhar
disebut sebagai ahlul masyriq.
Jadi hadis fitnah yang katanya muncul
dari arah timur matahari terbit dari arah munculnya tanduk setan dari
Rabiah dan Mudhar maka sangat jelas tempat yang dimaksud adalah Najd
sebagaimana yang tertera jelas dalam hadis shahih.
Catatan : sedikit
tentang Bahrain, dahulu Bahrain meliputi daerah kawasan timur yaitu
Ahsa, Qatif dan Awal. Sekarang Ahsa dan Qatif menjadi bagian dari
propinsi timur Arab Saudi dan Awal menjadi yang sekarang dikenal sebagai
kepulauan Bahrain. Jadi dahulu Bahrain itu bersebelahan dengan Najd.
Selengkapnya tentang Bahrain dapat dibaca disini. Gambar dicomot dari Mbah Gugel blog-nya salafy tobat
http://jalansunnah.wordpress.com/2011/08/13/menuntaskan-fitnah-najd-sebagai-negeri-dua-tanduk-setan/
Source : http://kabarislam.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...