Tentara Suriah berhasil merebut basis terakhir pemberontak di perbatasan Lebanon di kota Yabroud, hari Senin (17/2).
Menurut laporan AFP dengan mengutip sumber dari Syrian
Observatory, hari Senin militer Suriah terlibat pertempuran hebat dengan
kelompok Al Nusra di pinggiran Yabroud, terutama di daerah Ras Maara. AFP
juga menyebutkan Yabroud sebagai kota strategis yang sebelumnya menjadi
basis pemberontak untuk melakukan serangan-serangan ke kota Maaloula
dan Saidnaya serta mengancam jalur Damascus-Homs.
Provinsi Aleppo
Di Provinsi Aleppo yang selama ini menjadi medan perang
terhebat, militer Suriah juga berhasil menguasai penuh wilayah Sheikh
Najjar dan Talet al-Ghali dan menghancurkan sejumlah persembunyian
pemberontak di luar kota Aleppo.
Dalam pertempuran di sekitar penjara pusat kota Aleppo, militer
Suriah berhasil menewaskan sejumlah besar pemberontak yang lagi-lagi
gagal merebut penjara tersebut dari pasukan pemerintah. Demikian juga di
wilayah pedesaan di sekitar Aleppo seperti Kwairis, Rasem al-Abboud,
dan Kafr Saghir hingga kawasan industri Aleppo, militer Suriah berhasil
memperkuat kedudukannya.
Unit-unit militer Suriah juga berhasil melenyapkan semua anggota
kelompok teroris bersenjata di al Marjeh dan Qadi Askar dan
menghancurkan senjata dan amunisi mereka. Sebuah unit tentara bentrok
dengan kelompok teroris bersenjata yang mencoba untuk menyerang warga
sekitar Masjid al Khasrafiyeh di kota tua Aleppo, menewaskan seluruh
anggotanya .
Sejumlah pemberontak teroris yang berafiliasi dengan kelompok Jund
al- Sham tewas, termasuk sayap militer kelompok tersebut di daerah al
Zara dan al Hosn al Gharbi, Faisal Dawoud Oqla serta teroris asal
Lebanon Jamal al Shater .
Sebuah sumber mengatakan kepada kantor berita SANA bahwa
unit militer menghancurkan kelompok teroris bersenjata dan menghancurkan
sejumlah tempat persembunyian dan pertemuan mereka dengan semua senjata
dan amunisi mereka di desa al Khaldiyeh dan al Dar al Kabira dan di al
Masabigh dan al Qarabis.
Provinsi Hama
Tentara
Suriah telah berhasil merebut kembali desa Alawite di Pusat Provinsi
Hama setelah menyerang militan yang telah menewaskan lebih dari 40 warga
sipil pada awal bulan ini, laporan mengatakan.
Pasukan
tentara Suriah melancarkan serangan balasan melawan militan asing yang
didukung yang beroperasi di Pusat Provinsi Hama, mengambil kendali penuh
desa Maan, kantor berita negara SANA mengatakan Senin (17/2).
"Pasukan
Angkatan Darat telah mengendalikan secara total atas Maan, setelah
menghancurkan para teroris yang menyusup ke (desa) dan melakukan
pembantaian terhadap warga sipil, menewaskan puluhan dari mereka,
termasuk perempuan," kata lembaga itu.
Lembaga
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang memilki jaringan
mata-mata yang bekerja untuk oposisi yang didukung asing, mengatakan
bahwa militan menyerang desa pada tanggal 9 Februari, membunuh pejuang
pro-pemerintah .
Namun,
para pejabat Suriah mengatakan kebanyakan korban terutama perempuan
dan anak-anak dan menuduh ekstremis melakukan pembantaian di desa.
Hari Senin
pasukan tentara membom militan di Provinsi Homs, setelah PBB dan
Suriah Red Crescent mengevakuasi sekitar 14.000 penduduk yang terjebak
di daerah yang dikontrol miltan.
Operasi
evakuasi itu terjadi setelah ada kesepakatan gencatan senjata dicapai,
namun kemudian gagal setelah ada bentrokan dan penembakan meletus pada
hari Minggu.
Suriah
telah dicengkeram oleh kekerasan mematikan sejak Maret 2011. Menurut
laporan, kekuatan Barat dan sekutu regional mereka-terutama Qatar,
Arab Saudi, dan Turki - yang mendukung militan yang beroperasi di
dalam wilayah Suriah.
Gencatan Senjata di Damaskus
Pasukan
pemerintah Suriah dan pemberontak di beberapa wilayah kunci di sekitar
Damaskus mencapai kesepakatan gencatan senjata sekalipun perundingan
damai di Jenewa menemui jalan buntu.
Situs berita
Daily Star sebagaimana dikutip Tasnim News (18/2) melaporkan, kendati
perwakilan pemerintah dan pemberontak Suriah tidak berhasil mencapai
kemajuan di perundingan damai Jenewa, namun militer Suriah dan
pemberontak berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata di sejumlah
wilayah kunci di sekitar Damaskus.
Wartawan kantor
berita Perancis di wilayah Babila, di sekitar wilayah Selatan Damaskus
mengabarkan, pemberontak dan militer Suriah yang keduanya bersenjata
terlihat sedang berbincang-bincang satu dengan lainnya. Kejadian yang
sama sekali sulit dibayangkan dapat terjadi beberapa hari lalu.
Gencatan senjata ini dicapai 18 bulan setelah serangkaian pertempuran
besar di sekitar ibukota Suriah antara pasukan pemerintah dan
pemberontak terjadi. Selain di wilayah Babila, gencatan senjata juga
diberlakukan di wilayah Madamia, Qudsia, Beit Sham, Yalda dan Yarmouk.
Kesepakatan yang dicapai berkat mediasi tokoh-tokoh masyarakat itu
meliputi gencatan senjata, pencabutan blokade, penyaluran bahan makanan
di wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak, penyerahan senjata-senjata
berat milik kelompok bersenjata kepada pasukan Suriah dan dikibarkannya
bendera Suriah.
Pada saat yang sama kesepakatan baru
juga akan dicapai di salah satu lokasi pemberontak bersenjata di Timur
Laut Damaskus dan negosiasi untuk memberlakukan gencatan senjata sedang
dilakukan di Daraa, Barat Daya Damaskus.
Salah seorang wartawan
kantor berita Perancis yang dikawal pasukan pemerintah Suriah
mengunjungi wilayah Babila dan melaporkan bahwa warga setempat
meneriakkan slogan-slogan persatuan.
Source :
IRIB Indonesia, LiputanIslam, almanar.com, Mahdi-News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...