Masih
segar dalam ingatan, di tahun 2012 BBC pernah mengunggah foto yang
menyayat hati; seorang anak yang berlari di antara barisan mayat
berkafan yang jumlahnya mungkin ratusan bahkan ribuan orang. Meski
mengakui bahwa foto tersebut belum diverifikasi, BBC berusaha menggiring
opini dunia bahwa foto itu adalah korban tragedi Houla.
Kemudian, foto
itu disebarluaskan dengan begitu gencar ke seluruh dunia oleh
media dengan narasi: “Kekejaman Assad membantai rakyatnya”. Sontak dunia
mengutuk Assad, seruan jihad dikumandangkan, penggalangan dana untuk
rakyat Suriah digelar, dan alhasil, dengan propaganda seperti ini
dampaknya begitu luas sampai di Indonesia, yang perlahan mulai didera
gelombang sekterian. Sayang sekali, foto yang digunakan oleh BBC adalah
foto korban pembantaian di Irak pada tahun 2003.
Fotografer yang mengambil gambar asli itu, Marco Di Lauro, memposting di halaman Facebook-nya, “Seseorang telah menggunakan foto saya sebagai propaganda terhadap pemerintah Suriah untuk membuktikan pembantaian.”
Begitu juga dalam memilih teks yang digunakan untuk mengungkapkan
suatu peristiwa/ konflik, tak jarang BBC terlalu gegabah (atau mungkin
disengaja?). Misalnya, ketika ISIS mendeklarasikan berdirinya negara
Islam di Fallujah setelah menguasai kota tersebut, judul yang dipilih
BBC adalah “Iraq Conflict: Sunni Fighters control all of Falluja” Apakah
ISIS dan aliansinya mewakili Sunni? Tentu tidak, namun BBC,
dengan penuh percaya diri ikut berdagang produk Sunni – Syiah. Seolah
- olah perang di Irak adalah perang Sunni- Syiah. Fenomena apa ini?
Apakah Barat sudah sedemikian peduli pada umat Islam?
Dan baru- baru ini, BBC pun kembali menelurkan cerita tentang ‘kekejaman rezim Assad’, yang dengan bengis membunuhi warga sipil di Allepo dengan bom barrel.
Menurut BBC, bom barrel tersebut di jatuhkan dari helikopter hingga
membunuh 90 orang. Dari penggambaran berita oleh BBC, hampir selalu
mengarah pada kebrutalan Assad membunuhi rakyatnya, dan menariknya hal
ini terus menerus diulang- ulang dalam berbagai peristiwa yang berbeda.
Mungkin, ketika kita bersikap kritis lambat laun akan timbul pertanyaan;
“Apa tujuan Assad membunuhi rakyatnya selama tiga tahun? Apakah Assad hendak menjadi pemimpin tanpa rakyat di negaranya?”
Ketika terjadi konfrontasi antara pihak Tentara Suriah dengan
pemberontak, lalu timbul korban dari kalangan rakyat yang tidak
berdosa; ”Apakah ini berarti Assad membunuhi rakyatnya melalui Tentara Suriah?”
Sebagaimana telah berlalu di tahun yang lalu tentang tuduhan kepada
pemerintah Suriah atas penggunaan senjata kimia yang hampir mengundang
intervensi militer AS, maka tuduhan penggunaan bom barrel di Allepo ini
sudah mulai di desas – desuskan lagi sejak bulan Desember 2013, yang
merupakan waktu di ambang perundingan Jenewa II. Mengingat foto – foto
sadis yang mendadak tersebar luas dua hari sebelum perundingan tersebut
di mulai (yang bahkan oleh BBC disediakan file laporan dalam bentuk PDF)
dan ternyata palsu dan dibantah langsung oleh Departemen Kehakiman
Suriah, maka kasus bom barrel ini pun harus dikaji lebih mendalam lagi.
Untuk itu, perlu kiranya kita mengetahui langkah apa saja yang
dilakukan oleh pemerintah Suriah dalam melayani rakyatnya di Allepo.
Menteri Kesehatan, Saad al -Nayef mengungkapkan selama tahun 2103,
pemerintah mengirim 484 tenaga medis, juga obat -obatan ke seluruh
penjuru Suriah termasuk ke Aleppo guna menjamin kebutuhan warganya.
Rumah sakit umum yang masih beroperasi, senantiasa dijaga ketersediaan
obat – obatan dan peralatan medisnya.
Dengan fakta ini, maka mungkin kita akan bertanya kembali; “Untuk
apa pemerintah Suriah mengirimkan tenaga medis, mengirimkan obat –
obatan ke Allepo jika kemudian mereka membunuhi rakyatnya sendiri dengan
menjatuhkan bom barrel?
Mengenal bom barrel
Sebelumnya, merujuk pada pemaparan Wikipedia ketika mencari
referensi untuk mendefinisikan ‘bom barrel’, disebutkan bahwa bom barrel
adalah salah satu bom yang sudah di ‘improvisasi’ dan digunakan oleh
Tentara Udara Suriah selama perang sipil dan dijatuhkan dari helikopter.
Bom tersebut, yang telah dilengkapi dengan minyak jenis ammonium nitrat
akan menghasilkan ledakan yang dahsyat. Dipilihnya bom barrel ini
adalah karena prosesnya pembuatannya lebih mudah dan murah, sebagaimana
Wikipedia merujuk pada pernyataan SNC (Bahkan Wikipedia pun pro pemberontak Suriah. :D)
Analisis video bom barrel dibawah ini, dikutip dari RT. Dalam
mendukung propaganda pemberontak, ‘video bom barrel oleh Tentara Suriah’
diunggah oleh banyak media termasuk di jejaring sosial.
A cursory dissection of the video trash that has flooded the TV channels has revealed that civilians, including journalists, are big suckers for all things military, especially blood & horror:
1. Mistaken identity: upon closer look, it turned out that the aircraft in question were not MIGs and the munitions were not ‘barrel bombs’: ‘a number of videos marked as barrel bombs that were clearly L-39s (mislabeled as MiGs) dropping OFABs (small bombs), so expect there will be a number of videos mislabeled as such in the future as well.’
2. There were all types of barrels paraded in front of the TV cameras, but none of that makeshift junk would qualify as auxiliary ordnance to be installed & released from any state of the art supersonic jet fighter. Otherwise ‘barrel bombs’ would have been used instead of JDAMs (Joint Direct Attack Munitions) as a weapon of choice for airstrikes by the US in Iraq, Afghanistan & Pakistan.
3. However, all those clunky barrels perfectly fit the description of IEDs found in explosives manuals, which are extolled and promoted by jihadist websites.
Naturally, when Syrian Armed Forces defuse terrorists’ IEDs, there’s a possibility they might drop the barrels – with or without explosives – back on their perpetrators. Civilians call it returning a favor; the military tags it ‘returning fire’.
Pertama adalah kesalahan mengidentifikasi pesawat. Menurut
pengamatan, pesawat yang diklaim milik pemerintah Suriah untuk
menjatuhkan bom barrel tersebut bukanlah pesawat type MIGs melainkan
type L- 39s. Sedangkan amunisi yang dikatakan sebagai bom barrel,
ternyata bukanlah bom barrel jika dilihat dari ukurannya. Yang
dijatuhkan dalam video tersebut adalah OFABs atau bom kecil. Kesalahan
identifikasi yang terungkap dari video ini, mirip dengan kesalahan
identifikasi oleh BBC saat menggunakan foto korban pembantaian di Irak
sebagai korban atas tragedi Houla.
Kedua, dari banyaknya kasus bom barrel yang terjadi di berbagai
belahan dunia, belum pernah terungkap ada bom barrel yang dijatuhkan
dari jet tempur. Sebabnya, belum tersedia tekhnologi tambahan yang
diaplikasikan pada pesawat tempur yang memenuhi persyaratan untuk
digunakan sebagai ‘pembawa’ bom barrel.
Dilain pihak, dalam video yang wara - wiri secara masif, yang
terlihat sebagai ledakan bom barrel justru terlihat seperti IED (
peledak manual/ rakitan) yang sering di sebarluaskan untuk
‘mengkampanyekan’ kemampuan/ kehebatan pemberontak Suriah pada situs –
situs yang berlabel jihad. IED atau Improvised Explosive Device berarti
alat peledak yang diimprovisasi seseuai keadaan, atau lebih populer
dengan sebutan bom rakitan. Alat ini bisa dibuat dari berbagai macam
peledak, bisa dikombinasikan dengan racun kimia, racun biologis, atau
materi radiologi. Alat peledak ini juga populer dengan sebutan bom
pinggir jalan karena seringkali bom rakitan tersebut oleh ‘mujahidin’
diletakkan di pinggir jalan menargetkan konvoi militer lawannya. IED
merupakan alat peledak yang sederhana yang mudah dibuat namun sangat
efektif. Di Irak, IED menjadi pembunuh no.1 tentara Amerika.
Foto Palsu Lagikah?
Berita BBC tentang bom barrel diupload tanggal 2 Feb. Foto yang
digunakan (yang juga kami pakai di artikel ini), ternyata juga foto yang
dipakai oleh Cairo Post saat memberitakan bom di Baghdad, diupload tanggal 30 Januari. Jadi, itu foto Aleppo atau Baghdad?
Dari Houla hingga bom barrel, teridentifikasi bahwa BBC, benar – benar curang.
Source : LiputanIslam/rt/bbc/wikipedia/ AF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...