Konflik Suriah telah
menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali Prof
Abdul Hadi WM, salah satu sastrawan, budayawan dan ahli filsafat
Indonesia. Beberapa hari yang lalu, Prof Abdul Hadi mengomentari
konflik Suriah sebagai berikut:
“Selama ini sebagian besar media memberitakan bahwa yang terjadi di Suriah adalah pemberontakan melawan pemerintahan Bashar al-Assad. Tetapi belakangan diketahui bahwa yang terjadi sebenarnya adalah intervensi asing. Perhatikan saja berita di TV yang melansir pernyataan ICSR : 11.000 milisi asing berperang di Suriah. 1400 di antaranya dari Arab Saudi, beberapa ribu dari Eropa. Israel sendiri diketahui memasok senjata bagi pemberontak atau teroris di Suriah.”
Dari awal meletusnya konflik di tahun 2011, sebenarnya sudah banyak sekali kejanggalan yang terjadi.
Katanya, rakyat Suriah berdemo damai menuntut Presiden
Assad mundur dari jabatannya, namun demo damai itu berujung kericuhan
yang berakhir pada jatuhnya korban di pihak demostran dan sekaligus di
pihak Tentara Suriah, yang artinya, yang terjadi bukan demo damai tapi
demo bersenjata.
Katanya, rakyat Suriah menghendaki adanya demokrasi
setelah puluhan tahun berada di bawah kekejaman rezim Assad, tetapi yang
sangat mengherankan, negara-negara yang mendukung terwujudnya demokrasi
di Suriah justru adalah negara-negara monarki, seperti Arab Saudi dan
Qatar.
Katanya, rakyat Suriah mengangkat senjata untuk
menggulingkan Assad, tetapi kenapa yang berperang di Suriah justru
adalah militan dari 80 negara di seluruh dunia, dan didukung dengan
senjata senjata dari negara Barat, Arab dan Teluk?
Katanya, berperang di Suriah adalah jihad suci bagi kaum
muslimin seperti orasi-orasi pendukung pemberontakan di Suriah, tetapi
mengapa jihad suci ini memerangi sebuah negara yang mayoritas muslim?
Yang tentaranya, jajaran pemerintahan dan rakyatnya adalah muslim?
Katanya, jihad di Suriah adalah untuk memerangi Syiah
yang dianggap kafir. Jika benar begitu, mengapa yang dibunuh adalah
ulama ahlussunah yang lurus dan hanif semisal Sheikh Ramadhan al-Buthy?
Mengapa yang dibunuh adalah Sarya, putra seorang Mufti Suriah Sheikh
Ahmad Hassoun yang juga ulama ahlussunah?
Dan masih banyak sekali keganjilan lainnya.
Data yang dirilis ICSR (The International Centre for the
Study of Radicalisation)- yaitu sebuah badan internasional yang
berkonsentrasi melakukan studi terhadap radikalisme, menunjukkan bahwa
benar, konflik Suriah bukanlah konflik Sunni –Syiah, bukanlah perang
rakyat versus tentara, melainkan perang rakyat Suriah melawan terorisme
yang didukung elit Zionist Internasional.
This ICSR Insight provides an update of our April
estimate, offering the most comprehensive and richly resourced account
of the Syrian foreign fighter phenomenon from open sources. Based on
more than 1,500 sources, we estimate that up to 11,000 individuals from
74 nations have become opposition fighters in Syria – nearly double our
previous estimate. Among Western Europeans, the number has more than
tripled from (up to) 600 in April to 1,900 now.
Berdasarkan dari data ISCR di bulan April, dengan mengolah data dari 1.500 sumber, kami
memperkirakan bahwa hingga 11.000 orang dari 74 negara telah menjadi
pejuang oposisi di Suriah – hampir dua kali lipat perkiraan kami
sebelumnya. Di antara Eropa, jumlahnya sudah lebih dari tiga kali lipat
dari -/+ 600 pada bulan April dan mencapai 1.900 pada saat ini.
Untuk informasi detail, silahkan dilihat tabel berikut:
Western Europe
Negara
|
Estimasi minimal
|
Estimasi Maksimal
|
Austria
|
1
|
60
|
Belgium
|
76
|
296
|
Denmark
|
25
|
84
|
Finland
|
4
|
20
|
France
|
63
|
412
|
Germany
|
34
|
240
|
Ireland
|
11
|
26
|
Italy
|
2
|
50
|
Luxembourg
|
1
|
1
|
Netherlands
|
29
|
152
|
Norway
|
33
|
40
|
Spain
|
34
|
95
|
Sweden
|
39
|
87
|
Switzerland
|
1
|
1
|
United Kingdom
|
43
|
366
|
Tabel dibawah ini adalah data jihadis dari Timur Tengah
Country
|
Estimasi Min
|
Estimasi Max
|
Arab Middle East
|
||
Algeria
|
68
|
123
|
Bahrain
|
12
|
12
|
Egypt
|
119
|
358
|
Iraq
|
59
|
247
|
Jordan
|
180
|
2,089
|
Kuwait
|
54
|
71
|
Lebanon
|
65
|
890
|
Libya
|
336
|
556
|
Mauritania
|
2
|
2
|
Morocco
|
77
|
91
|
Oman
|
1
|
1
|
Qatar
|
15
|
14
|
Palestine
|
74
|
114
|
Saudi-Arabia
|
386
|
1,016
|
Sudan
|
2
|
96
|
Tunisia
|
382
|
970
|
United Arab Emirates
|
14
|
14
|
Yemen
|
14
|
110
|
“Greater” Middle East
|
||
Iran
|
3
|
3
|
Israel
|
15
|
20
|
Turkey
|
63
|
500
|
Selain dari Barat dan Timteng, Balkan dan negara-negara
bekas Uni Soviet juga ikut ambil bagian dalam revolusi bersenjata di
Suriah. Kontributor terbesar pejuang asing berasal dari Kosovo ( 4-150
), Albania ( 9-140 ), dan Bosnia ( 18-60 ), jumlah yang lebih kecil yang
berasal dari Makedonia ( 3-20 ), Serbia ( 3 ), dan Bulgaria ( 1 ). Di
antara negara-negara bekas Soviet, yang paling signifikan adalah Rusia (
9-423 termasuk Chechnya , 36-186 untuk Chechnya ), Kazakhstan ( 14-150
), Ukraina ( 50 ), dan Kyrgyzstan ( 9-30).
Negara-negara Barat non – Eropa yang paling menonjol
adalah Australia ( 23-205 ), Kanada ( 9-100 ), dan Amerika Serikat (
17-60). Negara-negara lainnya seperti asal Pakistan ( 7-330 ), Cina (
6-100 ), Somalia ( 5-68 ), dan Afghanistan ( 12-23 ).
*****
Sementara dari temuan Arabi Saori, seorang analis
politik yang mendapatkan data para jihadis yang dirilis oleh aktivis
‘pendukung revolusi Suriah’ berkebangsaan Israel, mengklasifikasikan
negara pengimpor jihadis berdasarkan jumlah tertinggi. Dari 20 negara
teratas yang dipublikasikan, maka negara Palestina menduduki peringkat
ke tujuh dengan mengimpor kurang lebih 2.018 jihadis.
Negara
|
Jumlah Jihadis
|
Tewas
|
Hilang
|
|
Saudi Arabia
|
12,000
|
3,872
|
2,689
|
|
Chechnya
|
14,000
|
3,671
|
1,397
|
|
Lebanon
|
9,000
|
2,904
|
72
|
|
Libya
|
4,400
|
2,893
|
783
|
|
Iraq
|
11,000
|
2,791
|
667
|
|
Tunisia
|
4,000
|
2,645
|
1,315
|
|
Palestine
|
5,000
|
2,018
|
69
|
|
Turkey
|
5,600
|
1,946
|
14
|
|
Egypt
|
2,600
|
1,894
|
640
|
|
Jordan
|
2,400
|
1,672
|
46
|
|
Yemen
|
1,600
|
1,201
|
600
|
|
Pakistan
|
1,900
|
986
|
150
|
|
Afghanistan
|
1,200
|
899
|
370
|
|
Kuwait
|
700
|
406
|
||
Algeria
|
600
|
388
|
38
|
|
Somalia
|
780
|
371
|
240
|
|
Russia
|
750
|
258
|
56
|
|
Morocco
|
550
|
217
|
11
|
|
Germany
|
668
|
142
|
9
|
|
Bagaimana dengan Indonesia?
Kementerian Luar Negeri Indonesia, merujuk pada
informasi dari pemerintah Suriah menyatakan bahwa diperkirakan
setidaknya 50 orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke Suriah
melalui Turki untuk angkat senjata sejak tahun 2012. Angka ini masih
berupa perkiraan, yang kemungkinan faktanya bisa melebihi angka
tersebut. Ms Jones, Direktur dari Syria Policy Analysis of Conflict
yang bertempat di Jakarta mengatakan para pejuang Indonesia bisa dengan
mudah terbang menuju Turki, di mana Ahrar al – Sham, salah satu
kelompok ekstremis memerangi pemerintah sah Suriah akan membantu mereka
menyeberang ke Suriah. Beberapa ekstrimis Indonesia juga telah
terhubung dengan ISIS.
Di Indonesia ada dua masalah utama terkait konflik Suriah yang
sayangnya pemerintah Indonesia bergerak begitu lamban menyikapinya.
Pertama, kelak para jihadis dari Indonesia akan kembali lagi ke
Indonesia dan menimbulkan masalah baru. Yang kedua adalah penggalangan
dana mengatas-namakan rakyat Suriah yang tidak menutup kemungkinan bahwa
aliran dana tersebut akan semakin memperkuat jaringan teroris
internasional.
“Oh Tuhan, sadarkah mereka bahwa sesungguhnya mereka sedang berperang demi Israel?” komentar sedih seorang rakyat Suriah.
Source :
LiputanIslam.com/icsr/syrianews/AF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...