Selasa, 11 Februari 2014

"Invalid Jihad " : Jihad Palsu Suriah

Konflik Suriah telah menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali Prof Abdul Hadi WM, salah satu sastrawan, budayawan dan ahli filsafat Indonesia. Beberapa hari yang lalu, Prof Abdul Hadi mengomentari konflik Suriah sebagai berikut:
“Selama ini sebagian besar media memberitakan bahwa yang terjadi di Suriah adalah pemberontakan melawan pemerintahan Bashar al-Assad. Tetapi belakangan diketahui bahwa yang terjadi sebenarnya adalah intervensi asing. Perhatikan saja berita di TV yang melansir pernyataan ICSR : 11.000 milisi asing berperang di Suriah. 1400 di antaranya dari Arab Saudi, beberapa ribu dari Eropa. Israel sendiri diketahui memasok senjata bagi pemberontak atau teroris di Suriah.”
Dari awal meletusnya konflik di tahun 2011, sebenarnya sudah banyak sekali kejanggalan yang terjadi.

Katanya, rakyat Suriah  berdemo damai menuntut Presiden Assad mundur dari jabatannya, namun demo damai itu berujung kericuhan yang berakhir pada jatuhnya korban di pihak demostran dan sekaligus di pihak Tentara Suriah, yang artinya, yang terjadi  bukan demo damai tapi demo bersenjata.


Katanya, rakyat Suriah menghendaki adanya demokrasi setelah puluhan tahun berada di bawah kekejaman rezim Assad, tetapi yang sangat mengherankan, negara-negara yang mendukung terwujudnya demokrasi  di Suriah  justru adalah negara-negara monarki, seperti Arab Saudi dan Qatar.

Katanya, rakyat Suriah mengangkat senjata untuk menggulingkan Assad, tetapi kenapa yang berperang di Suriah justru adalah militan dari 80 negara di seluruh dunia, dan didukung dengan senjata senjata dari negara Barat, Arab dan Teluk?

Katanya, berperang di Suriah adalah jihad suci bagi kaum muslimin seperti orasi-orasi pendukung pemberontakan di Suriah, tetapi mengapa jihad suci ini memerangi sebuah negara yang mayoritas muslim? Yang tentaranya, jajaran pemerintahan dan rakyatnya adalah muslim?

Katanya, jihad di Suriah adalah untuk memerangi Syiah yang dianggap kafir. Jika benar begitu, mengapa yang dibunuh adalah ulama ahlussunah yang lurus dan hanif semisal Sheikh Ramadhan al-Buthy? Mengapa yang dibunuh adalah Sarya, putra seorang Mufti Suriah Sheikh Ahmad Hassoun yang juga ulama ahlussunah?

Dan masih banyak sekali keganjilan lainnya.

Data yang dirilis ICSR (The International Centre for the Study of Radicalisation)- yaitu sebuah badan internasional yang berkonsentrasi melakukan studi terhadap radikalisme, menunjukkan bahwa benar, konflik Suriah bukanlah konflik Sunni –Syiah, bukanlah perang rakyat versus tentara, melainkan perang rakyat Suriah melawan terorisme yang didukung elit Zionist Internasional.

This ICSR Insight provides an update of our April estimate, offering the most comprehensive and richly resourced account of the Syrian foreign fighter phenomenon from open sources. Based on more than 1,500 sources, we estimate that up to 11,000 individuals from 74 nations have become opposition fighters in Syria – nearly double our previous estimate. Among Western Europeans, the number has more than tripled from (up to) 600 in April to 1,900 now.

Berdasarkan dari data ISCR di bulan April, dengan mengolah data dari 1.500 sumber, kami memperkirakan bahwa hingga 11.000 orang dari 74 negara telah menjadi pejuang oposisi di Suriah – hampir dua kali lipat perkiraan kami sebelumnya. Di antara Eropa, jumlahnya sudah lebih dari tiga kali lipat dari -/+ 600 pada bulan April dan mencapai  1.900 pada saat ini.

Untuk informasi detail, silahkan dilihat tabel berikut:

Western Europe 

Negara
Estimasi minimal
Estimasi Maksimal
Austria
1
60
Belgium
76
296
Denmark
25
84
Finland
4
20
France
63
412
Germany
34
240
Ireland
11
26
Italy
2
50
Luxembourg
1
1
Netherlands
29
152
Norway
33
40
Spain
34
95
Sweden
39
87
Switzerland
1
1
United Kingdom
43
366

Tabel dibawah ini  adalah data jihadis dari  Timur Tengah

Country
Estimasi Min
Estimasi Max
Arab Middle East
Algeria
68
123
Bahrain
12
12
Egypt
119
358
Iraq
59
247
Jordan
180
2,089
Kuwait
54
71
Lebanon
65
890
Libya
336
556
Mauritania
2
2
Morocco
77
91
Oman
1
1
Qatar
15
14
Palestine
74
114
Saudi-Arabia
386
1,016
Sudan
2
96
Tunisia
382
970
United Arab Emirates
14
14
Yemen
14
110
“Greater” Middle East
Iran
3
3
Israel
15
20
Turkey
63
500

Selain dari Barat dan Timteng, Balkan dan negara-negara bekas Uni Soviet juga ikut ambil bagian dalam revolusi bersenjata di Suriah. Kontributor terbesar pejuang asing berasal dari  Kosovo ( 4-150 ), Albania ( 9-140 ), dan Bosnia ( 18-60 ), jumlah yang lebih kecil yang berasal dari Makedonia ( 3-20 ), Serbia ( 3 ), dan Bulgaria ( 1 ). Di antara negara-negara bekas Soviet, yang paling signifikan adalah Rusia ( 9-423 termasuk Chechnya , 36-186 untuk Chechnya ), Kazakhstan ( 14-150 ), Ukraina ( 50 ), dan Kyrgyzstan ( 9-30).

Negara-negara Barat non – Eropa yang paling menonjol adalah Australia ( 23-205 ), Kanada ( 9-100 ), dan Amerika Serikat ( 17-60). Negara-negara lainnya seperti asal Pakistan  ( 7-330 ), Cina ( 6-100 ), Somalia ( 5-68 ), dan Afghanistan ( 12-23 ).

*****

Sementara dari temuan Arabi Saori, seorang analis politik yang mendapatkan data para jihadis yang dirilis oleh aktivis ‘pendukung revolusi Suriah’ berkebangsaan Israel, mengklasifikasikan negara pengimpor jihadis berdasarkan jumlah tertinggi. Dari 20 negara teratas yang dipublikasikan, maka negara Palestina menduduki peringkat ke tujuh dengan mengimpor kurang lebih 2.018 jihadis.

 Arabi saori
Negara
Jumlah Jihadis
Tewas
Hilang
Saudi Arabia
12,000
3,872
2,689
Chechnya
14,000
3,671
1,397
Lebanon
9,000
2,904
72
Libya
4,400
2,893
783
Iraq
11,000
2,791
667
Tunisia
4,000
2,645
1,315
Palestine
5,000
2,018
69
Turkey
5,600
1,946
14
Egypt
2,600
1,894
640
Jordan
2,400
1,672
46
Yemen
1,600
1,201
600
Pakistan
1,900
986
150
Afghanistan
1,200
899
370
Kuwait
700
406

Algeria
600
388
38
Somalia
780
371
240
Russia
750
258
56
Morocco
550
217
11
Germany
668
142
9






Bagaimana dengan Indonesia?

Kementerian Luar Negeri Indonesia, merujuk pada informasi dari pemerintah Suriah menyatakan bahwa diperkirakan setidaknya 50 orang Indonesia telah melakukan perjalanan ke Suriah melalui Turki untuk angkat senjata sejak tahun 2012. Angka ini masih berupa perkiraan, yang kemungkinan faktanya bisa melebihi angka tersebut.  Ms Jones, Direktur dari  Syria Policy Analysis of Conflict yang bertempat di Jakarta mengatakan para pejuang Indonesia bisa dengan mudah terbang menuju  Turki, di mana Ahrar al – Sham, salah satu kelompok ekstremis memerangi pemerintah sah Suriah akan membantu mereka menyeberang  ke Suriah. Beberapa ekstrimis Indonesia juga telah  terhubung dengan ISIS.

Di Indonesia ada dua masalah utama terkait konflik Suriah yang sayangnya pemerintah Indonesia bergerak begitu lamban menyikapinya. Pertama, kelak para jihadis dari Indonesia akan kembali lagi ke Indonesia dan menimbulkan masalah baru. Yang kedua adalah penggalangan dana mengatas-namakan rakyat Suriah yang tidak menutup kemungkinan bahwa aliran dana tersebut akan semakin memperkuat jaringan teroris internasional.

“Oh Tuhan, sadarkah  mereka bahwa sesungguhnya mereka sedang berperang demi Israel?” komentar sedih seorang rakyat Suriah. 

Source : 
LiputanIslam.com/icsr/syrianews/AF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...