Pemerintah Amerika kembali mengeluarkan ancaman militer terhadap
Suriah. Hal itu dilakukan karena menganggap Suriah menghambat upaya
penghancuran senjata kimianya.
“Setiap indikasi yang kami dapatkan adalah bahwa tidak ada alasan
syah bahwa penghancuran itu belum terjadi sekarang,” kata Menlu John
Kerry dalam konperensi pers yang diadakan di Berlin, hari Jumat (31/1).
“Kami menginginkan pemerintah Suriah untuk mematuhi kewajibannya dan
bahwa adalah penting untuk memindahkan secepatnya semua senjata kimia
itu dari 12 atau lebih tempat-tempat penyimpanan mereka ke pelabuhan
Latakia untuk dipersiapkana pengangkutan ke luar Suriah,” tambahanya.
Di bawah kesepakatan yang digagas oleh Rusia tahun lalu demi
menghindarkan Suriah dari serangan militer Amerika, Suriah berkewajiban
untuk menyerahkan seluruh senjata kimianya pada pertengahan 2014.
Organisasi pelarangan senjata kimia (The Organization for the
Prohibition of Chemical Weapons) menyatakan hari Rabu lalu bahwa Suriah
baru menyerahkan kurang dari 5% senjata kimianya dan mendesak pemerintah
untuk mempercepatnya. Pemerintah Suriah sendiri berdalih masalah
keamanan sebagai penyebabnya. Sebagaimana diketahui Suriah kini dilanda
perang sporadis yang bisa menghambat implementasi penyerahkan senjata
kimia Suriah.
“Saya ingin mengingatkan (Presiden Suriah) Bashar al-Assad bahwa
kesepakatan ini menekankan bahwa jika ada isu-isu tentang ketidak
lengkapan implementasi kesepakatan ini, Suriah akan dianggap melanggar
Champter 7 DK PBB,” tambah Kerry, merujuk ketentuan DK PBB tentang
pemberian sanksi terhadap negara-negara yang dianggap melanggar
ketentuan PBB, termasuk dengan kekuatan senjata.
Meski demikian para pejabat Rusia menolak kemungkinan DK PBB
memerintahkan penggunaan kekuatan militer dalam kasus ini. Mereka
menyatakan bisa menerima alasan yang disampaikan pemerintaha Suriah
tentang alasan keamanan yang menghambat pengiriman senjata-senjata kimia
tersebut ke tempat tujuannya.
Deputi Menlu Rusia Gennady Gatilov mengatakan bahwa ancaman Kerry tersebut sebagai “counterproductive”.
Source : liputanislam.com /press tv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...