Anggota parlemen Norwegia hari Rabu kemarin (29/1) mengusulkan agar
Edward Snowden diberi hadiah Nobel Perdamaian 2014. Menurutnya, aksi
Snowden membocorkan informasi rahasia tentang kegiatan mata-mata badan
inteligen Amerika NSA telah membuat dunia menjadi lebih aman.
Baard Vegar Solhjell, mantan menteri pendidikan dan lingkungan dari
Partai Sosialis Kiri yang kini menjadi anggota parlemen Norwegia
mengatakan, pembocoran informasi oleh Snowden telah memperdalam
pemahaman masyarakat tentang sejauh mana negara memata-matai warga
negara mereka sendiri.
“Tidak ada keraguan bahwa tindakan Edward Snowden mungkin telah
merusak kepentingan keamanan dari beberapa negara dalam jangka pendek,”
kata Solhjell dan anggota parlemen lainnya, Snorre Valen, dalam
pernyataan bersama mereka hari Rabu (29/1).
“Kami, bagaimanapun, yakin bahwa debat publik dan perubahan kebijakan
yang mengikuti pengungkapan Snowden telah memberikan kontribusi untuk
sebuah tatanan dunia yang lebih damai, stabil dan damai,” kata keduanya.
“Tindakannya berdampak pada dikenalkannya lagi soal kepercayaan dan
transparansi sebagai prinsip utama dalam kebijakan keamanan global.”
Snowden kini menetap di Rusia setelah mendapat suaka di sana sejak
Agustus 2013 lalu. Ia menghadapi tuntutan hukum di Amerika Serikat
karena membocorkan program rahasia yang dilakukan NSA bersama kolega
intelijennya dari berbagai negara, termasuk Inggris. Snowden mulai
membocorkan dokumen rahasia NSA setelah ia pergi dari Hawaii menuju
Hongkong, Mei 2013 lalu.
Ribuan orang di seluruh dunia memenuhi syarat untuk mengajukan calon
untuk diajukan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian. Ada 259
nominasi untuk Nobel tahun lalu, yang akhirnya dimenangkan oleh
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia karena upayanya untuk menghancurkan
senjata kimia Suriah.
Komite Nobel Norwegia akan mengumpulkan nominator untuk Nobel 2014
hingga 1 Februari dan menyelesaikan daftarnya pada 4 Maret, ketika
panitia mengadakan pertemuan pertama tahun ini. Nama pemenang akan
diumumkan pada 10 Oktober 2014.
Source : liputanislam.com : reuters
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...