Davoud
Al-Sharian, seorang host terkenal pada program saluran MBC al-Thamina
Saudi membuat acara yang mengkritiktisi dukungan kerajaan Saudi terhadap
perang di Suriah, sehingga acara diserang oleh media-media yang
disponsori pemerintah di seluruh kerajaan.
Acara yang
disiarkan pada Minggu malam itu, Sharian mengundang beberapa tokoh
modern antara lain ulama Saudi untuk membahas secara terbuka tentang
beberapa tokoh agama yang berada di balik plot untuk mengirim
pemuda-pemuda Saudi ke Suriah.
Hamd
al-Atiq, salah satu seorang tamu di acara itu, mengecam Salman al-Ouda
seorang anggota Cendikiawan Muslim Uni Internasional, yang mendukung
pengiriman pemuda ke Suriah dalam banyak pidato dan khotbah-khotbahnya.
Ulama
Sheikh Abdulaziz al-Reis juga hadir hadir dalam acara itu, juga
mengkritik upaya yang dilakukan di dalam negerinya untuk berJihad dan ia
berkata, "pemuda Saudi benar-benar dicuci otaknya sebelum mereka pergi
untuk berperang di Suriah ".
Pada minggu
terakhir, Sharian mengundang, Um Mohammad, seorang ibu Saudi yang
putranya berangkat ke Suriah, berbicara tentang bagaimana anaknya
ditipu oleh ulama tersebut untuk berangkat dan berperang.
Putra Um
Mohammad sebelum berangkat ke Suriah dia tinggal di rumah Mohamad
al-Arefe salah seorang ulama yang kemudian merubah pikiran anaknya itu
untuk melakukan perang ke Suriah.
Arefe
adalah seorang ulama Masjid Raja Fahd di akademi Angkatan Laut Saudi
dan dikenal karena interpretasinya yang ekstremis tentang Islam. Dia
dilarang memasuki Swiss karena memegang pandangan yang ekstrem.
Baik Arefe
maupun Ouda keduanya bereaksi terhadap program yang juga populer di
sosial media Saudi itu, mereka menelepon Um Mohammed dan menyangkal
bahwa mereka pernah meminta pemuda-pemuda untuk pergi berperang di
Suriah.
Dalam acara
minggu ini Sharian menayangkan sebgaian khotbah yang disampaikan oleh
Arefe, Ouda dan beberapa ulama lainnya, di mana jelas mereka mendukung
Jihad di Suriah untuk melawan pemerintah Suriah.
Program ini
telah menyebabkan kemarahan di kalangan ulama Salafi dan Wahhabi yang
telah berkampanye besar-besaran untuk mendorong bukan saja pemuda di
Saudi tetapi juga pemuda-pemuda dari negara lain untuk mengambil bagian
dalam perang Suriah.
Sharian
telah diancam oleh Ouda secara hukum untuk tuduhan pencemaran nama baik
jika ia tidak meminta maaf kepadanya di publik.
Kerajaan
Saudi banyak terlibat dalam perang di Suriah dan ada banyak laporan
tentang hubungan mereka dengan kelompok-kelompok ekstremis yang paling
ditakuti, Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan al- Front Nusra.
Suriah
tenggelam dalam perang Maret 2011 ketika protes pro-reformasi berubah
menjadi pemberontakan besar-besaran menyusul intervensi dari
negara-negara Barat dan regional.
Kerusuhan
yang melibatkan kelompok-kelompok teroris dari seluruh Eropa, Timur
Tengah dan Afrika Utara, menjadi salah satu konflik paling berdarah
dalam sejarah .
Source : mahdinews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...