Oleh Barat, saya dikatakan gila. Mereka tahu
kenyataan yang sebenarnya tetapi mereka terus berbohong. Mereka tahu
bahwa tanah kami mandiri dan merdeka, tidak dalam cengkraman kolonial,
bahwa misi saya telah jelas bagi semua orang bahwa saya akan berjuang
hingga nafas terakhir saya untuk mempertahankan kemerdekaan ini, semoga
Allah Swt membantu kita agar tetap setia dan merdeka.(Kolonel Ghaddafi)
Libya kembali bergolak. Hanya saja pergolakan di Libya sepi dari
pemberitaan media massa. Tidak seperti Suriah yang beritanya di update
tiap menit di seluruh dunia, berita tentang Libya agak susah dilacak,
walau begitu, kehadiran satu blog independent yang bernama Libya Against
Super Power Media cukup banyak membantu. Dunia tidak banyak yang tahu
bahwa kini di Libya di jalan -jalan mulai dibanjiri demonstran dengan
membawa bendera hijau dan foto Ghaddafi. Apakah Ghaddafi telah hidup
kembali? Sepertinya, rakyat Libya kini tengah dilanda rindu. Rindu era
Ghaddafi yang serba gratis. Green Resistance (kelompok pro-Ghaddafi kini
telah kembali ke Libya, dan rakyat Libya pun mulai mendukungnya.
Berikut ini adalah rangkuman dari bebrapa kondisi terakhir yang terjadi di Libya
18 Januari 2014– Pemerintah Libya
dalam upaya menumpas pemberontakan bersenjata di wilayah Libya Selatan,
telah meluncurkan serangan udara terhadap gerilyawan. Di Sabha, 770 km
dari kota Tripoli, milisi bersenjata menyerang pangkalan angkatan
udara. Yang dituding sebagai pelaku penyerangan adalah green
resistance- Pro Ghaddafi. Sebelumnya, Jendral Kongres Nasional Libya
mengumumkan keadaan darurat untuk situasi di kota Sabha, dan selama
bentrokan berhari-hari, sedikitnya 31 orang dinyatakan tewas menurut
laporan AFP.
20 Januari 2014 – Bom yang dijatuhkan
dari pesawat tempur yang diterbangkan oleh pilot asing yang direkrut
oleh al-Qaida, dalam serangan yang dilancarkan oleh Dewan Transisi Libya
dukungan AS dan al-Qaida, terhadap perlawanan rakyat Libya dibawah
bendera Green Resistance yang bangkit di lebih dari selusin kota-kota
wilayah selatan, termasuk kota terbesar, Sabha.
Menurut sumber-sumber suku Libya, Ayman al-Zawahiri, pemimpin
al-Qaida, telah muncul di Misrata-Libya, dalam beberapa hari terakhir
untuk melakukan pengaturan dengan “Abdul Hakim Belhaj”, terkait operatif
al-Qaeda di Tripoli.
Abdul Hakim Belhaj telah diidentifikasi sebagai penyelenggara utama dari
serangan teror di Benghazi yang mengakibatkan kematian Duta Besar AS
Christopher Stevens (menjadi pro-kontra di Internal Pemerintah dan
rakyat AS). Abdul Hakim Belhaj juga telah bergabung dengan pemerintah
Libya untuk mengatur serangan udara terhadap perlawanan rakyat Libya
dibawah bendera Green Resistance yang telah menguasai wilayah Sabha.
Via Skype, sumber-sumber Libya menyediakan foto-foto dan video yang
menunjukkan pesawat militer yang dioperasikan oleh Dewan Transisi
Nasional Libya beroperasi diatas wilayah Sabha. Sumber-sumber
mengatakan, Para pilot direkrut oleh al-Qaida dari Qatar, Turki dan
Sudan setelah pilot dari militer Libya menolak untuk menjatuhkan bom
pada sesama warga Libya.
WND sebelumnya telah melaporkan, seorang pemimpin suku Libya yang
diwawancarai via Skype, dari Libya mengatakan, bahwa Presiden Obama dan
NATO bertanggung jawab untuk destabilisasi politik di Libya dengan
memungkinkan kelompok al-Qaeda dan faksi-faksi radikal turut mengontrol
negara. WND menunjukkan bahwa tujuan awal dari misi khusus CIA di
Benghazi adalah untuk memasok senjata bagi kelompok-kelompok Al-Qaeda
dan “pemberontak” radikal lainnya melawan Gadhafi, dan setelah kejatuhan
Gadhafi, misi khusus CIA di Benghazi adalah untuk mengkoordinasikan
pengiriman senjata dari Libya pada kelompok-kelompok pemberontak yang
menentang pemerintah Suriah saat ini.
21 Januari 2014 – Pemerintah Libya
kekurangan tentara sehingga mereka mendatangkan combatan dari Qatar dan
tentara bayaran NATO untuk memperkuat pasukan Libya bersama dengan 240
milisi lainnya.
Gerakan perlawanan Green Resistance berhasil mengambil-alih Pangkalan
Militer di wilayah Sabha dari tangan Pasukan Perdana Menteri Zeidan.
Perdana Menteri Zeidan telah sepakat dengan Ikhwanul Muslimin, elemen
Al-Qaeda dan Milisi Misurata untuk campur tangan dan mencoba untuk
merebut kembali bandara dari penguasaan Green Resistance – namun mereka
tidak berhasil.
Sementara itu pesawat tempur Qatar membombardir wilayah Sabha tanpa pandang bulu terhadap combatan maupun warga sipil.
Sementara itu pesawat tempur Qatar membombardir wilayah Sabha tanpa pandang bulu terhadap combatan maupun warga sipil.
Green Resistance, rakyat Sabha dan para pejuang dari suku-suku lain
telah datang bersama-sama untuk berdiri melawan penjajah NATO/Ikhwanul
Muslimin/Al-Qaeda/Anshar Al-Syariah dan Milisi Misrata, yang membunuh
anak-anak dan orang dewasa dengan sesuka hati.
22 January 2014- Ribuan warga Libya menyelamatkan
diri dari pertempuran yang kembali pecah di Libya, dimana mereka
menyeberang ke negara tetangga, Tunisia.
Laporan Tataouine radio station Tunisia mengklaim bahwa terjadi
peningkatan dalam bentrokan bersenjata antara pasukan pemerintah boneka
NATO di Libya dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (JCP), sayap
politik Ikhwanul Muslimin yang berada di dalamnya melawan para pejuang
yang setia kepada mendiang pemimpin Libya Kolonel Muammar Gaddafi,
“Green Force”.
Radio mengutip sumber keamanan Tunisia mengatakan bahwa hampir tiga
ribu warga Libya menyeberangi perbatasan setiap hari, mengingat jumlah
kendaraan yang menunggu di sisi Libya dari perbatasan, mereka mengatakan
bahwa angka ini cenderung meningkat. Eksodus, kata Tataouine,
menyerupai apa yang terjadi setelah Revolusi Libya pada bulan Februari
2011 saat front dukungan NATO dan Ikhwanul Muslimin menggulingkan
Presiden Libya, Muammar Ghaddafi.
24 January 2014 – Perselisihan yang terjadi dalam
internal pemerintahan dukungan NATO di Libya mengancam negara tersebut
terjerumus lebih jauh ke dalam kegelapan.
Tarik tambang kepentingan yang pecah antara Perdana Menteri Libya Ali Zeidan dan Islamic Minister mengancam untuk lebih melumpuhkan pemerintah Libya yang sudah lemah oleh perlawanan Rakyat (Green Resistance).
Tarik tambang kepentingan yang pecah antara Perdana Menteri Libya Ali Zeidan dan Islamic Minister mengancam untuk lebih melumpuhkan pemerintah Libya yang sudah lemah oleh perlawanan Rakyat (Green Resistance).
Persengketaan terbaru meletus ketika Partai Keadilan dan Pembangunan
(JCP), sayap politik dari gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) Libya, menarik
mundur lima menterinya dari kebersamaan mereka selama ini dalam
pemerintahan dukungan NATO dibawah kepemimpinan Perdana Menteri Libya
Ali Zeidan.
Perselisihan yang meruncing antara gerakan Ikhwanul Muslimin terhadap
pihak Liberal di dalam pemerintahan dibawah kepemimpinan Perdana
Menteri Libya Ali Zeidan, dimana hal tersebut mengancam “untuk mendorong
negara itu terperosok lebih jauh ke dalam kegelapan,” tambah analis
politik Khaled Tajuri.
Pada bulan Juli 2012, Libya memilih General National Congress (GNC) —
Libya’s top political authority, dalam pemilu bebas pertama mereka
setelah tergulingnya Kadhafi, memberikan mandat 18 bulan untuk
mengarahkan negara menuju pemilihan umum setelah mengadopsi konstitusi.
Tapi GNC kemudian diperpanjang mandatnya pada bulan Desember, sampai
akhir 2014, memicu protes di Libya oleh demonstran yang memperingatkan
“revolusi baru” jika transisi tersebut dilanggar.
Human Rights Watch telah memperingatkan bahaya “anarki” di Libya, dan
mengatakan bahwa pihak berwenang tidak dapat memaksakan aturan hukum dan
tak mampu melindungi masyarakat.
Sementara itu, info sementara, pasukan pemerintah Libya dukungan Blok
Barat (AS, NATO, dll) yang beraliansi dengan Ikhwanul Muslimin, Hizbut
Tahrir, Qatar, dll melakukan serangan dengan menggunakan senjata kimia
untuk menghadapi perlawanan rakyat Libya.
Keterangan senjata kimia: Sulfur mustard
Mustard sulfur, atau mustard sulfur, umumnya dikenal sebagai gas
mustard, adalah kelas sitotoksik terkait dan agen senjata kimia yang
menyebabkan bengkak dengan kemampuan untuk membentuk lepuh besar pada
kulit terbuka dan di paru-paru.
Agen Mustard diatur dalam Konvensi Senjata Kimia 1993 (CWC).
Tiga kelas bahan kimia yang dipantau berdasarkan Konvensi ini, dengan
sulfur dan nitrogen mustard dikelompokkan dalam listing, sebagai zat
dengan tidak ada gunanya selain dalam perang kimia.
Agen Mustard biasanya digunakan ke medan perang dengan cara peluru artileri, bom udara, roket, atau dengan penyemprotan dari pesawat tempur.
Agen Mustard biasanya digunakan ke medan perang dengan cara peluru artileri, bom udara, roket, atau dengan penyemprotan dari pesawat tempur.
Dua setengah tahun setelah penggulingan rezim Ghaddafi, keamanan dan ekonomi telah hancur di Libya.
25 January 2014- Seorang juru bicara Kementerian
Libya Luar Negeri mengatakan pada hari Sabtu, bahwa lima diplomat Mesir
telah diculik oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal semalam di
ibukota Libya, Tripoli.
Para pria bersenjata pertama menculik atase administrasi pada Jumat
malam, kemudian empat diplomat lagi, termasuk atase kebudayaan, secara
terpisah diculik pada hari Sabtu pagi. Duta besar bukan merupakan salah
satu yang diculik, juru bicara MFA Mesir dikonfirmasi. Penculikan
terjadi beberapa jam setelah koordinator Libya Revolusioner Operation
Room (ROR) yang berbasis di Mesir, Shaaban Hadeya, juga dikenal sebagai
Abu Obaida al-Zawy, telah ditangkap oleh pihak berwenang Mesir di kota
pantai Alexandria.
ROR memainkan peran penting dalam penggulingan mantan Presiden Libya (Alm) Moammar Qadhafi pada tahun 2011.
Seorang anggota ROR, Hamad Boqrein, menuduh penangkapan oleh Pemerintah
Mesir itu sebagai tindakan “sewenang-wenang”, dengan menjelaskan bahwa
Hadeya tidak dituntut dengan kejahatan apapun, dan menyerukan
pembebasannya segera.
Parlemen Libya juga mengutuk penahanan Hadeya oleh Pemerintah Mesir,
dan meminta pemerintah Libya dukungan NATO dan duta besar Libya di Kairo
untuk bertindak cepat untuk membebaskannya. Parlemen Libya meminta
pemerintah Mesir untuk mengungkapkan alasan penangkapan ini.
Dalam pernyataan kepada AFP, Juru bicara ROR mengutuk penangkapan Hadeya dengan mengatakan bahwa;
“Anggota
gerakan pro Ghaddafi Libya banyak yang berada di Mesir (Green
Resistance). Mereka tidak ditangkap oleh aparat keamanan Mesir, namun
pihak Mesir justru menangkap pihak pihak pengguling Ghaddafi’.”
Menjadi catatan, ROR sebelumnya telah dituduh melakukan penculikan
terhadap Perdana Menteri Libya Ali Zeidan. Namun, kemudian saat
tuntutannya menyebar luas, ROR kemudian dianeksasi (digabungkan kedalam
bagian dari) Pasukan Pemerintah Libya saat ini.
26 January 2014 – Pemerintah Libya dukungan NATO, Ikwanul Muslimin, dan lainnya terus terdesak.
Seluruh wilayah selatan Libya tidak lagi di bawah kendali
pemerintahan boneka dan para pendukungnya. Wilayah Sabha dan semua
kota-kota selatan lainnya telah dibebaskan oleh Green Resistance.
Warga Libya dari wilayah yang telah dibebaskan mendukung para pejuang
Green Resistance, yang membersihkan negara mereka dari pemerintah boneka
dan semua kelompok yang mendukungnya.
Pejuang-pejuang suku di Libya juga telah bergabung dengan Green Resistance.
Keterangan dari Kementerian Kesehatan Libya mengatakan dalam dua minggu
pertempuran yang berkobar di Libya, setidaknya telah menewaskan
sedikitnya 154 orang dan melukai 463 lainnya.
Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan
pada hari Sabtu bahwa korban tewas berjatuhan di wilayah Sebha dan
Wershefana, dari mana perlawanan rakyat bangkit. Perlawanan rakyat Libya
dibawah bendera Green Resistance telah berkibar dikota-kota antara
lain:
Tobruk, Amsaad, City Dome, City Tamimi,White,City Afattaúh, Prairie City, Talmith, Aldersah, Drianh, Alakorah Precise, Biar, Sellouk, Ajdabiya, Alumblytanih, Qmins, Brega, Ras Lanuf,
Sellouk, Ddina, Sabah, dan banyak kota-kota lainnya.
Source : liputanislam/memonitor/libyaagainst superpowemedia/vorindonesia/AF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...