Rabu, 05 Maret 2014

Karena Provokasi Zionis AS Lawan Rusia, Obama Harus Bayar Ongkos Berat di Ukraina

Pasukan Rusia dikirim ke Ukraina (RT)
Pasukan Rusia dikirim ke Ukraina (RT)
Situasi Ukraina menggambarkan kegilaan luar biasa Washington DC. Departemen Luar Negeri AS untuk alasan apa pun akan menghabiskan miliaran dolar AS untuk membiayai kudeta di Ukraina untuk memuaskan pencarian tanpa ujung penguasaan dunia. Demikian ungkap kritikus politik luar negeri AS, Lee Rogers.

"Negara itu pernah jadi bagian Uni Soviet dan berbagi perbatasan dengan Rusia," tegasnya. Ukraina tepat berada di halaman belakang Rusia, namun ketika kelompok anti-Rusia ultranasionalis berkuasa di Kiev, maka itu menjadi ancaman keamanan langsung pada Rusia, lanjut Rogers.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun terpaksa mengirim pasukannya ke Crimea. "Kawasan di Ukraina itu sebagian besar dihuni warga berbahasa Rusia, juga rumah bagi pangkalan militer penting Rusia," lanjut Rogers. Propaganda zionis Amerika yang dilancarkan media dan retorika gila rezim Obama hanyalah kebohongan belaka.

"Mereka kini mencoba menggambar Putin sebagai agresor jahat yang membenci kebebasan, padahal kekacauan itu disebabkan langsung oleh arogansi AS," ujar Rogers. Mereka sekarang, lanjutnya, telah menciptakan situasi sangat berbahaya yang berpotensi memicu perang dengan Rusia.

Tentu saja kaum zionis dalam rezim Obama yang menjadi pelaku utama kekacauan itu tidak ambil peduli, kata Rogers. "Lebih dari itu, mereka jusru terus meningkatkan retorika perang melawan Rusia," lanjutnya.

Untuk menggambarkan kegilaan AS yang sedang dihadapi bersama, coba tengok kata-kata Menlu AS John Kerry dalam program televisi CBS "Face the Nation", "Janganlah Anda berlagak abad ke-19 di abad ke-21 ini dengan menginvasi negara lain yang sepenuhnya berdasarkan dalih yang direkayasa."

"Betapa orang ini menganggap semua orang itu bodoh?" tukas Rogers. Agustus (2013) lalu, lanjutnya, Kerry berupaya membenarkan serangan militer AS terhadap Suriah dengan menggunakan apa yang bisa dengan mudah digambarkan sebagai dalih yang benar-benar direkayasa.

"Ia mengklaim bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri dengan menyodorkan bukti yang sangat patut dipertanyakan," ujar Rogers. Malah, katanya, lebih banyak bukti yang menunjukkan bahwa kaum takfiri Wahhabilah yang melawan pemerintah Assad denga menggunakan senjata kimia.

"Benar-benar lucu jika Kerry sekarang secara terang-terangan mengkritik Rusia untuk sesuatu apa ia justru telah bersalah karena mencoba melakukannya hanya beberapa bulan yang lalu," sindir Rogers. Kerry bahkan dikritik telah menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dengan alasan bergaya hidup mewah saat memimpin, paparnya.

"Ini benar-benar konyol mengingat Kerry adalah sosok multi-jutawan yang menikah dengan anak pemgusaha kecap Heinz yang kayaraya," ujar Rogers. Saat menjadi Senator, lanjutnya, Kerry terus menerus menduduki peringkat sebagai salah satu anggota Kongres paling kayaraya.

"Bagaimana mungkin warga dunia menanggapi kemunafikan secara serius saat ia melontarkan pernyataan seperti itu?" tanya Rogers. Kerry telah terbukti berkali-kali menjadikan dirinya lelucon, lanjutnya, namun pelbagai komentarnya baru-baru ini membuatnya objek tertawaan seluruh dunia. Mutlak memalukan jika badut ini diberi tanggung jawab atas kebijakan luar negeri AS, katanya.

Selain pernyataan konyol Kerry, ujar Rogers, rezim Obama bahkan terpaksa menuduh Rusia campur tangan dalam urusan internal Ukraina dan melanggar kedaulatan mereka. "Sekali lagi, ini lebih mewakili kemunafikan AS karena telah mencampuri urusan dalam negeri Ukraina selama ini," katanya.

Langkah militer Rusia, lanjut Rogers, dimaksudkan untuk menanggapi kudeta bayaran AS yang mengakibatkan negara itu tidak stabil. "Sangat menggelikan melihat Obama dan kroni-kroninya bertindak seolah-olah tidak memprovokasi apa-apa terhadap munculnya respon ini," tulisnya.

Asisten Menteri Luar Negeri dan Yahudi zionis, Victoria Nuland, menyatakan dalam tayangan video bahwa mereka menghabiskan miliaran dolar AS untuk membiayai semua yang terjadi di Ukraina. "Ia bahkan tersadap saat membicarakan tentang siapa yang akan ditempatkan untuk berkuasa di Kiev," lanjutnya.

"Faktanya, sosok yang sangat diinginkannya menjadi perdana menteri Ukraina, bankir Yahudi bernama Arseniy Yatsenyuk dan punya hubungan dekat dengan institusi kekuasaan Barat, didapuk jadi perdana menteri," ungkap Rogers. Tidak aneh jika Yatsenyuk segera memimpin upaya untuk mengamankan pinjaman multi-miliar dolar dari IMF, lanjutnya.

"Ia benar-benar menyerahkan hak Ukraina tepat ke tangan gubernur bank sentral," terang Rogers. Secara historis, pinjaman IMF tidak pernah baik bagi masyarakat umum suatu negara yang menerimanya. Peristiwa ini membuktikan secara meyakinkan, katanya, bahwa seluruh operasi itu berkisar tentang AS yang memaksakan kehendaknya terhadap rakyat Ukraina. "Omong kosong kebebasan dan demokrasi hanyalah cerita sampul untuk intervensi ini."

Obama sendiri secara menggelikan, lanjut Rogers, mengklaim tentang adanya konsekuensi atas aksi militer Rusia. Salah satunya, kemungkinan Rusia akan dikeluarkan dari G8. "Memangnya Rusia akan peduli jika dikeluarkan? G8 tak punya kekuasaan dan tak lebih dari suatu konferensi tempat para pemimpin dunia mendengarkan pidato dan bersosialisasi," paparnya.

Rezim Obama juga konon mencoba menerapkan sanksi terhadap Rusia. "Negara-negara Uni Eropa sangat bergantung pada sumber daya alam Rusia. Perekonomian Uni Eropa sudah begitu buruk dan tak akan mampu bertahan sendiri jika kehilangan Rusia sebagai mitra dagang," terang Rogers.

"Tak hanya itu, bagaimana mungkin Kanselir Jerman Angela Merkel menyetujui sanksi sementara AS sedang menyadap komunikasinya?" tanya Rogers. Jika tetap ngotot menjatuhkan sanksi pada Rusia, lanjutnya, AS akan menjalani masa yang sangat sulit untuk mendapatkan dukungan dari sekutu Eropanya.

"Bahkan kita saksikan bersama, Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power mengklaim agresi Rusia hanyalah menanggapi ancaman imajiner," ujar Rogers. Agaknya Samantha sudah lama tinggal dalam gua sepanjang dekade terakhir karena sejak 11 September 2001, semua yang dilakukan AS adalah menciptakan ancaman imajiner dan menyerang negara lain berdasarkan ancaman yang diciptakan atau dibuat-buat itu, lanjutnya.

Semua itu hanyalah hasil kegilaan maupun, paling tidak, kebodohan orang-orang semacam itu, sergah Rogers. "Mereka begitu sombong dan sangat narsis; mereka cenderung memilih perang ketimbang mengakui dirinya salah," ujarnya.

"Mengapa AS menempatkan Yahudi zionis pada posisi kunci dalam kekuasaan yang bertanggung jawab memutuskan kebijakan luar negerinya? Nuland, Kerry, dan Perdana Menteri Ukraina yang baru dielus-elus, Yatsenyuk, semuanya bergaris keturunan Yahudi dari beberapa jalu," ungkap Rogers.

"Sebenarnya, untuk siapakah orang- orang itu bekerja? Tampaknya, mereka semua mewakili kepentingan terbaik 'Israel' dan konsep lebih besar zionisme internasional melalui tindakan dan pernyataannya, ujar Rogers. Membiayai kudeta Ukraina ini telah menghasilkan apa-apa bagi AS, kalau bukan malah jauh lebih merusak pendirianya di seluruh dunia. "Orang-orang itu harus dipecat karena mendukung kebijakan luar negeri keras kepala itu."

"AS harus berhenti membiayai kudeta yang memboroskan miliaran dolar AS, menginvasi negara-negara lain, dan berusaha menciptakan pemerintahan dunia berdasarkan kekerasan," ujar Rogers. Saatnya orang-orang yang mendukung jenis kebijakan luar negeri gila ini dienyahkan dari kekuasaan dan dicap pengkhianat.

AS sudah cukup bermasalah di dalam negeri dan harus segera diselesaikan. "Tapi bukannya memecahkan pelbagai masalah nyata itu, mereka malah mendorong negara terlibat dalam perang dunia. Rumah sakit jiwa agaknya cocok untuk menempatkan para idiot itu," pungkasnya.

Obama Harus Bayar Ongkos Berat di Ukraina

Tentara Rusia (RT)
Tentara Rusia (RT)
Kemarin, AS jelas-jelas kalah dalam perang propaganda di Ukraina. Presiden Obama membuat pernyataan hambar dan tidak masuk akal yang diberi judul Washington Post dengan "Ada Ongkosnya".

Ia mengucapkan frase sangat standar, seperti "orang-orang Ukraina layak berkesempatan untuk menentukan masa depannya sendiri", mengusulkan Rusia menjadi "bagian dari upaya komunitas internasional untuk mendukung stabilitas dan keberhasilan Ukraina bersatu", meratapi dugaan "pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina", serta meyakinkan bahwa "AS mendukung upaya pemerintahnya dan berdiri untuk kedaulatan, integritas teritorial, dan masa depan demokrasi Ukraina".

Sepertinya pemerintah AS tidak siap mental dalam menghadapi perkembangan krisis Ukraina. Aksi sinkron otoritas baru Crimea dan konferensi pers presiden terguling Victor Yanukovych di Rostov-on-Don memberikan keuntungan judisial tak terbantahkan pada pihak yang berlawanan di Ukraina, yang menolak mengakui "pemerintah" ilegal yang dipilih mafia Eropa di Kiev tiga hari lalu.

AS tidak memiliki alat memadai untuk mengacaukan Crimea yang secara de facto dikendalikan pasukan perlawanan anti-kudeta Ukraina. Sementara, status hukum Victor Yanukovych (apa pun yang kita pikirkan tentangnya sebagai sosok dan tokoh politik) adalah pasti: ia masih presiden Ukraina yang sah.

Sejak awal krisis, jelas bahwa tujuan AS bukan memaksakan pemerintahan pro-AS di Kiev, melainkan menjadikan Ukraina sebagai titik perekat hubungan Rusia-Eropa. Peristiwa berdarah di Lapangan Maidan diorganisasikan untuk menarik Rusia dalam pusaran kekacauan di Ukraina. Para pakar strategi Washington menganggap Moskow akan secara sembrono terlibat dalam permainan kotor dengan Polandia, Hungaria, dan Rumania perihal "federalisasi Ukraina " dan peperangan jalanan melawan preman-preman Kiev.

Pada Sabtu (1/3), Kremlin tiba-tiba memecah jeda politiknya yang cekatan menyusul terjadinya serangan semalam terhadap Kementerian Dalam Negeri Crimea di Simferopol oleh unit khusus tak dikenal kiriman Kiev. Sampai saat itu 'tidak beraksinya' Rusia jauh lebih bertenaga ketimbang ribuan aksi perang syaraf Kiev dan pernyataan Washington. Langkah Rusia bahkan jauh lebih mengesankan.

Di antara semua "pihak yang berkepentingan" dalam krisis Ukraina, Rusia merupakan satu-satunya kekuatan global yang telah menunjukkan kemampuannyanya dalam bertindak sesuai kerangka hukum internasional serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berdaulat.

Ironisnya, Crimea hari ini mungkin satu-satunya daerah di mana Konstitusi Ukraina masih diterapkan secara ketat. Referendum tentang isu otonomi luas, yang diumumkan akan diadakan pada 30 Maret 2014, telah dimulai secara penuh sesuai undang-undang. Kehadiran militer Rusia di Crimea juga diatur perjanjian 1997 Rusia-Ukraina tentang pangkalan Angkatan Laut Rusia di Sevastopol. Pemerintah Crimea yang baru , tidak seperti pemerintah pusat di Kiev, ditunjuk badan legislatif lokal berdasarkan prosedur hukum yang benar.

Jadi, pesan Moskow untuk Presiden Obama terbilang sederhana:

"Kami penjamin nyata kedaulatan Ukraina. Kami melindungi keselamatan presiden yang sedang menjabat (Yanukovych), yang dipilih rakyat Ukraina dalam pemilu bebas dan kompetitif pada 2010, terhadap ancaman pribadi langsung dari 'pemerintah baru' yang tidak sah."

"Selama tiga bulan terakhir, tidak seperti Anda, kami tidak mengganggu proses politik internal Ukraina, sementara Asisten Menteri Luar Negeri Anda membagikan roti kepada "para demonstran damai' di Kiev serta bicara berapi-api tentang mitra dialog Eropa Anda. Kami mengikuti aturan dan spirit hukum internasional, terlepas kami suka atau tidak."

"Hari ini, kami memberi harapan bagi jutaan warga Ukraina berbahasa Rusia yang secara kategoris menolak otoritas para gembel di Kiev. Kami membela hak mereka untuk menentukan masa depannya. Karena itu, Anda akan diseret untuk mempertanggungjawabkan miliaran dolar yang diinvestasikan selama bertahun-tahun dalam proyek panjang chimera revolusi Oranye di Ukraina, yang dalam inkarnasi keduanya berubah menjadi 'Revolusi Coklat'."

"Anda akan dikenakan ongkos untuk membayar berbulan-bulan hasutan eksplisit untuk mencipta kerusuhan dan pembangkangan sipil terhadap otoritas yang sah di Ukraina, yang dilakukan para pejabat dan anggota kongres."

"Dan Anda akan bertanggungjawab atas pengakuan Anda terhadap 'kabinet' bayangan warga Kiev, yang bukan hanya tidak didukung publik Ukraina, melainkan juga membuat seluruh sumberdaya nyata untuk mengamankan tingkat hidup minimal dan aturan hukum di tengah 45 juta bangsa yang kuat ini, hilang dalam pusaran "transisi" omong kosong ini, yang diciptakan para konsultan kebijakan luar negeri Anda yang bangkrut."

"Presiden Obama, itulah ongkos yang harus Anda bayar di Ukraina."
 
Source : Islam Times

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...