Jumat, 07 Maret 2014

Dukung Gerakan Boikot Israel "boycott israel"....SEKARANG...!


boycott israel
israeli-barcode-729


Gerakan boikot Israel yang digerakkan oleh kelompok aktifis The Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), semakin mendapatkan dukungan dari masyarakat internasional terutama di barat. Organisasi Student Alliance (semacam senat mahasiswa) University of Windsor in Ontario, Kanada, pada hari Rabu (5/3) mengeluarkan resolusi untuk bergabung dengan gerakan boikot Israel. Di bawah resolusi tersebut senat mahasiswa akan menghentikan kerjasama dengan lembaga-lembaga dan perusahaan yang menjalin hubungan dengan Israel.

“Kami membiarkan semua mahasiswa menyuarakan keprihatinannya atas masalah ini, maka kami mengeluarkan pernyataan yang lebih keras,” kata Mohammed Almoayad, ketua kelompok mahasiswa peduli Palestina di universitas tersebut. “Kami pun merasa bangga,” tambahnya.

Minggu lalu, organisasi pemuda Norwegia Young Men and Women’s Christian Association (YMCA-YWCA) juga menyatakan bergabung dengan gerakan boikot Israel. Dalam pernyataan di situs resminya organisasi ini menyatakan “mendukung boikot ekonomi secara luas atas barang-barang dan jasa dari Israel dan pemukiman-pemukiman (ilegal) Israel.”


BDS juga berhasil mempengaruhi beberapa negara Uni Eropa untuk menerapkan undang-undang yang melarang hubungan dengan perusahaan-perusahaan Israel yang beroperasi di wilayah pendudukan (wilayah Palestina yang diduduki Israel secara ilegal).

Uni Eropa bahkan telah menetapkan larangan bagi pemberian bantuan, hadiah, bantuan keuangan dan kerjasama dengan entitas Israel (lembaga/perusahaan/individu) yang berlokasi di wilayah pendudukan.



Laporan media Israel Maariv hari Jumat (7/3) berdasarkan sumber-sumber pemerintahan Israel menegaskan bahwa aksi boikot inernasional atas Israel yang digerakkan oleh kelompok Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) telah menimbulkan kerugian ekonomi bagi Israel hingga senilai 100 juta shekel atau setara $30 juta, yang jika dirupiahkan mencapai lebih dari Rp 300 miliar.

Beberapa sumber di Israel menyebutkan bahwa aksi boikot tersebut sebagai “perang yang konstan” terhadap Israel, namun sumber-sumber lainnya menyebutkan aksi tersebut akan semakin membesar, terutama di Eropa.

Saat ini nilai ekspor produk-produk Israel yang dibuat di wilayah pendudukan diperkirakan mencapai $90 juta (300 juta shekel).

Pada hari Rabu (5/3), sejarahwan Amerika Rashid Khalidi dan filsuf Judith Butler melancarkan kampanye menentang aksi-aksi intimidasi terhadap suara-suara kritis terhadap Israel, terutama terhadap pihak-pihak yang mendukung aksi boikot Israel.

“Adalah penting untuk diakui bahwa boikot secara internasional diakui dan secara konstitusi merupakan bentuk ekspresi politik yang dilindungi hukum,” demikian bunyi pernyataan mereka berdua.

Kampanye boikot Israel yang dilancarkan BDS merupakan bagian dari gerakan internasional untuk menekan pemerintah Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman yahudi ilegal di wilayah pendudukan.

Saat ini lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di pemukiman-pemukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki sejak tahun 1967. Meski mendapat kecaman dari dunia internasional termasuk dari sekutu-sekutu utamanya, Israel terus saja melanjutkan pembangunan pemukiman-pemukiman yahudi di wilayah pendudukan.

Isu pemukiman yahudi merupakan salah satu penghambat utama perundingan damai Palestina-Israel.

Source : LiputanIslam.com — ca/press tv

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...