Selasa, 08 April 2014

Ukraina News Updated 8 April 2014 : Ukraina Timur "Donestk, Luhansk dan Kharkiv" Deklarasikan Kemerdekaan dan Desak Bergabung Dengan Rusia

Deklarasi Kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk

Aksi demonstrasi di Donestk, Luhansk dan Kharkiv mendesak penggabungan dengan  Federasi Rusia./*ap
Aksi demonstrasi di Donestk, Luhansk dan Kharkiv di timur Ukraina mendesak penggabungan dengan Federasi Rusia./*ap
Ribuan demonstran pro-Rusia di kota Donetsk, Ukraina timur mendeklarasikan kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk secara independen dan menyatakan bergabung dengan Federasi Rusia.


Dilansir Russia Today, Selasa (08/04/2014), legislatif daerah Donetsk memutuskan untuk mengadakan referendum untuk bergabung dengan Federasi Rusia pada 11 Mei mendatang.

Para demonstran juga meminta Rusia untuk mengirim pasukan guna menjaga wilayah yang akan dimerdekakan itu.

Sementara itu di dekat kota Kharkiv, bentrokan meletus antara demonstran pro-Moskow dan pro-Kiev.

Unjuk rasa pro-Rusia menjadi pemandangan umum di timur kota Ukraina selama beberapa minggu terakhir ini.

Pendukung Rusia Umumkan Kharkov sebagai Republik Merdeka

Demonstran dan aktivis pendukung Rusia di Kharkov, Ukraina mendeklarasikan wilayah itu sebagai "republik merdeka".
Situs berita Russia Today seperti dikutip Tasnim News (7/4) mengabarkan, para pendukung Rusia di Kharkov yang terletak di Timur Ukraina mendeklarasikan wilayahnya sebagai republik merdeka.
 
Anggota Parlemen lokal Donetsk, Senin (7/4) mengumumkan Kharkov sebagai "republik merdeka" dan menuntut digelarnya referendum untuk bergabung dengan Rusia.
 
Dalam upayanya menyelesaikan krisis Ukraina secara diplomatik, John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dan Sergei Lavrov, sejawatnya dari Rusia sepakat, Rusia, Eropa, Ukraina dan Amerika akan menggelar pertemuan bersama untuk mengkaji dan menyelesaikan krisis yang terjadi di Ukraina.
 
Menurut keterangan Jen Psaki, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, pertemuan ini rencananya akan dilakukan 10 hari mendatang.
 
Sebelumnya Semenanjung Crimea dalam sebuah referendum yang dianggap ilegal oleh pemerintah Kiev dan Barat, mengumumkan kemerdekaannya dan bergabung dengan Rusia.
 

Makin memanas, timur Ukraina minta gabung ke Rusia

Keberhasilan Crimea bergabung ke Rusia memantik esklasi di dua kota di timur Ukraina untuk melakukan hal yang sama./*ist
Keberhasilan Crimea bergabung ke Rusia memantik eskalasi di dua kota di timur Ukraina untuk melakukan hal yang sama./*ist

Eskalasi instabilitas di wilayah timur Ukraina, makin memanas seiring makin besarnya tuntutan warga dua kota Donetsk dan Luhansk yang meminta referendum untuk bergabung ke Rusia.

Dua kota di wilayah Timur Ukraina itu dihuni oleh mayoritas etnis Rusia telah terinspirasi oleh keberhasilan Crimea lepas dari Ukraina dan menuntut hal yang sama.

Kubu pro Rusia dilansir AFP, Senin (07/04/2014) dilaporkan menduduki sebuah instansi pemerintah di kota Donetsk. Para demonstran pro-Rusia menerobos garis polisi untuk menduduki gedung administrasi pemerintah di Donetsk.

Para aktivis pro-Moskow tersebut menembus gerombolan 2.000 demonstran yang menggelar unjuk rasa di alun-alun kota tersebut.

Orang-orang ini melemparkan petasan ke arah polisi yang menjaga gedung pemerintah dan akhirnya mengibarkan bendera Rusia di atas gedung berlantai 11 itu.

Presiden interim Ukriana, Oleksander Turchinov yang dijadwalkan melawat Lithuania akhirnya membatalkan kunjungannya karena berlanjutnya kerusuhan di wilayah timur negara itu.

Pemerintah di Kiev menuding, tangan-tangan Rusia sudah memprovokasi warga di kedua kota itu dan bisa menjadi dalih bagi Moskow untuk menerjunkan pasukan dengan alasan untuk melindungi etnis Rusia.

Dokumen NATO: Target singkirkan Presiden Vladimir Putin!

Dokumen NATO mengungkapkan adanya rencana bersama untuk menyingkirkan Presiden Rusia, Vladimir Putin./*ist
Dokumen NATO mengungkapkan adanya rencana bersama untuk menyingkirkan Presiden Rusia, Vladimir Putin./*ist
Sebuah dokumen rahasia milik aliansi pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO), mengungkap adanya skenario untuk menyingkirkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dari kursi kepresidenan.

Putin, di mata AS dan NATO adalah rintangan besar dalam mewujudkan ambisi hegemoni AS untuk menguasai negara-negara di Eropa Timur dan sejumlah negara bekas Uni Soviet, khususnya penempatan perisai-perisai rudal yang selama ini ditentang keras oleh Putin.

Dalam laporan yang beredar, dilansir Dekapfile, (08/04/2014), AS dan NATO merencanakan sejumlah sabotase di sejumlah lokasi di Rusia, dengan maksud untuk menghasut rasa takut publik dan menyalah Putin atas kebijakannya mengambil alih Crimea dari Ukraina.

Dokumen itu juga menyebut, Putin harus segera dienyahkan, karena NATO melihat gelagat Putin akan kembali beraksi untuk menganeksasi kota-kota lain di Ukraina Timur.

Gegalat itu tampak dari sejumlah aksi demonstrasi di tiga kota di wilayah timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.

Satu yang menjadi perhatian NATO adalah kecermatan Putin dalam melakukan analisa intelijen. Pengalaman Putin sebagai agen KGB di masa Uni Soviet memberi keuntungan bagi Putin untuk membaca aksi intelijen yang ditujukan padanya.
 

Rusia Tempatkan Puluhan Ribuan Tentara di Perbatasan Ukraina


Bertepatan dengan pengumuman kemerdekaan wilayah Donetsk dari Ukraina, kedutaan besar Amerika Serikat di Kiev mengkonfirmasikan penempatan puluhan ribu tentara Rusia di perbatasan Ukraina.
 
Departeman Pertahanan Ukraina juga mengkonfirmasikan tewasnya seorang perwira angkatan laut negara ini oleh tentara Rusia di Crimea timur. Demikian dilaporkan FNA mengutip Reuters.
 
Kedubes Amerika di Ukraina juga menyatakan bahwa puluhan ribu pasukan Rusia ditempatkan di perbatasan negara ini.
 
Tensi di Ukriana kembali mengemuka seiring dengan aksi demonstrasi warga Donetsk yang menuntut pemisahan diri dari pemerintah pusat. Sementara itu, kubu pro Rusia yang menduduki gedung walikota Donetsk, hari Senin (7/4) menyerukan pengiriman pasukan penjaga perdamaian Rusia ke wilayah ini.
 
Kubu ini mengumumkan Donetsk sebagai Republik independen dan mengibarkan bendera mereka di gedung walikota. Disebutkan bahwa kubu pro Rusia berusaha menggelar referendum di Donetsk pada Ahad (4/5) untuk memisahkan diri dari Ukraina dan kemungkinan besar bergabung dengan Rusia.
 
Dalam hal ini, berbagai laporan menyebutkan bahwa kubu pro Rusia telah menduduki gedung pemerintah di kota Kharkiv yang terletak di Ukraina timur.
 
Wilayah timur Ukraina sejak dua bulan lalu dan pasca lengsernya Viktor Yanukovich terus dilanda kerusuhan. Tensi di wilayah yang didominasi etnis Rusia semakin parah sejak satu bulan lalu setelah penggabungan Semenanjung Crimea ke Rusia. Kubu pro Rusia di wilayah ini menuntut referendum serupa di kota-kota mereka dan bergabung dengan Moskow.
 
Sejak Crimea sepenuhnya dikontrol militer Rusia insiden yang berujung pada tewasnya pasukan Moskow dan Kiev jarang terjadi. 
 
Source : Jurnal3.com, Russia Today, IRIB Indonesia, Reuters, dan Beberapa Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...