CIA dalam laporannya ke Presiden AS Barack Obama menyebut, ada
indikasi penempatan besar-besaran pasukan Rusia di perbatasan timur dan
selatan itu bukan hanya latihan militer biasa, melainkan ada maksud
tujuan tertentu.
“Informasi intelijen lapangan semakin mendukung gejala Moskow
kemungkinan akan melancarkan serangan militer terbuka ke Ukraina,” tulis
laporan itu, dilansir New York Daily, Minggu (23/03/2014).
Masih dalam laporan itu, Moskow akan mengatakan serangan militer
kemungkinan akan berdalih melindungi penduduk berbahasa Rusia di
Ukraina, jalur transportasi dari Rusia ke Crimea, atau pasokan energi
untuk Crimea dari Ukraina dan berbagai dalih lainnya.
Ketakutan Washington itu mengemuka saat Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ditelepon Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel.
Dalam pernyatannya, Shoigu menegaskan bahwa pasukan di perbatasan itu
adalah latihan militer dan tidak ada niatan untuk melewati perbatasan.
“Namun yang membuat kami khawatir karena dia (Shoigu) tidak bisa
memastikan sampai kapan pasukan Rusia itu ada di sana,” ujar Hagel.
Presiden Vladimir Putin “enemy of the state” Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin telah kehilangan
Ukraina untuk selamanya karena sudah menginvasi Crimea. Itulah tudingan
mantan perdana menteri Ukraina, Yulia Tymoshenko.
Melalui CNN, Minggu (23/03/2014), di penampilan perdananya
di televisi sejak kembali ke negara itu, menyebut Putin adalah pemimpin
ambisius dengan memasukkan Crimea bergabung ke Rusia di bawah todongan
senjata.
“Putin telah kehilangan Ukraina untuk selamanya setelah menyatakan
perang terhadap kami lewat aksi agresinya di Crimea. Dia adalah musuh
nomor satu Ukraina,” kata pendukung Revolusi Oranye 2004 itu.
Menurutnya, rakyat Ukraina harus siap menghadapi Putin yang
menyeberangi garis merah dengan menempatkan 10 ribu pasukannya di dekat
perbatasan Ukraina.
Source : JURNAL3.COM/CNN/NYD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...