Eric Draitser, seorang analis Amerika, yakin bahwa ancaman AS
terhadap Rusia atas Ukraina adalah " hanya geretakan sepintas lalu saja"
karena Washington tidak memiliki " nyali atas Moskow. "
Menteri
Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Rusia dapat saja dikeluarkan dari
kelompok negara maju ( G8 ) atas penyebaran pasukannya di wilayah
Ukraina yang bergolak, memperingatkan bahwa Moskow akan menderita
kerugian perdagangan dan investasi jika tidak menarik mundur.
Juga
pada hari Sabtu (1/3/14), Presiden Barack Obama menyebut penyebaran
pasukan Rusia di Crimea sebagai "pelanggaran kedaulatan Ukraina " dan
menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan penarikan
pasukan Rusia dari Krimea kembali ke pangkalan mereka.
Dalam
sebuah wawancara telepon dengan Press TV pada hari Minggu (2/3/14),
Draitser mengatakan " ancaman yang dibuat pemerintahan Obama hanya
geretakan sepintas lalu saja. "
"
Kami mendengar mereka berbicara tentang isolasi politik Rusia, sanksi
ekonomi terhadap kemungkinan entitas Rusia tertentu, juga ancaman
menggelikan. Itu semua sama sekali tidak akan berpengaruh kepada Moskow
mengingat faktanya bahwa Rusia bisa saja mematikan gas ke Eropa dan itu
akan menjadi di seluruh benua itu menjadi gempar dan itu akan
menciptakan kekacauan di seluruh Eropa, " katanya.
Draitser melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan AS atas Rusia adalah gejala standar ganda dan kemunafikan Washington.
"
Ini adalah puncak kemunafikan bagi Amerika Serikat untuk mengutuk
tindakan Rusia di timur Ukraina, laporan yang telah anda dengar dari
Sekretaris Negara Kerry serta dari Obama sendiri semua itu menunjukkan
bahwa Amerika Serikat terlibat dalam apa yang George Orwell sebut
sebagai ' doublethink ' yaitu memegang dua pandangan yang kontradiktif pada saat yang sama dan menyakini keduanya. "
"
Di satu sisi, Amerika Serikat mengutuk apa yang disebut intervensi
oleh Presiden Putin dan pemerintah Rusia ke timur Ukraina, ke wilayah
budaya dan sejarah Rusia Krimea, tapi faktanya bahwa Amerika sendiri
terlibat dalam serangkian intervensi di seluruh dunia dengan alasan
yang jauh lebih tipis. Janganlah lupa bahwa tidak ada pangkalan
militer Amerika di Lybia, dan ada warga negara Amerika di bawah ancaman
di Libya. Juga tidak ada pangkalan militer Amerika yang di bawah
ancaman di Yugoslavia, di Irak, di Somalia, atau di tempat lain namun
Amerika Serikat menemukan dalih dengan mengemasnya atas nama
kemanusiaan terlibat dalam intervensi brutal dan berdarah di
masing-masing kasus dan banyak lainnya. "
"
Tiba-tiba Amerika Serikat berselisih, mengutip hukum internasional,
mengutip Piagam PBB dan mengutip integritas teritorial dan kedaulatan
yang tentu saja tuduhan ini absurd dan menggelikan sedemikian rupa
sehingga dalam jumlah yang luar biasa tuduhannya benar-benar dapat
dipercaya padahal menipu diri sendiri, "kata Draitser.
Ukraina Bisa Memicu Perang Nuklir Global
Seorang analis politik mengatakan Ukraina saat ini sedang menghadapi
" situasi yang sangat kacau ", memperingatkan bahwa krisis di negara
Eropa ini dapat menyebabkan " perang nuklir. "
"
Ini adalah situasi yang sangat kacau di Ukraina. Mereka telah menuduh
[penyimpangan] pada pemerintah ini, oposisi yang terdiri dari
kelompok-kelompok neo-fasis dan fasis bersama kelompok anti-Rusia
benar-benar berbahaya jika [ kelompok-kelompok ] ini pengambilalihan
[kekuasaan], bisa ada pembantaian warga Rusia, " William Jones, dari
Executive Intelligence Review, mengatakan kepada Press TV.
Dia
mengatakan pemerintah Rusia sangat prihatinan terhadap situasi di
Ukraina dan mencatat bahwa pengerahan pasukan Rusia di wilayah Crimea
merupakan upaya untuk mencegah hal itu terjadi.
"
Semuanya ini serba tidak pasti. Barat mendukung destabilisasi selama
berminggu-minggu, terjadi perubahan rezim baru di pusat Eropa, semua
telah mendorong dunia lebih dekat ke perang nuklir antara
kekuatan-kekuatan besar, " kata komentator.
Dia menekankan bahwa krisis Ukraina dapat diselesaikan secara diplomatik, tetapi dengan keterlibatan Rusia.
"Selama
krisis ini, Rusia telah menegaskan bahwa penyimpangan yang ada di
pemerintah Ukraina yang telah membelah Uni Eropa dan Rusia sebenarnya
dapat diselesaikan melalui perundingan trilateral, tapi [penyelesaian]
ini telah ditolak oleh Uni Eropa dan para pejabat AS terlibat langsung
dalam hal ini ... .. inilah yang memicu kekacauan, " kata Jones.
"
Dan sekarang kita berada di ambang perang akibat situasi yang ada
dan sekarang Rusia mengambil langkah-langkah untuk mencoba dan mencegah
hal itu terjadi, ini adalah situasi yang sangat berbahaya yang kita
lihat saat ini, " tambahnya .
Ukraina
telah dicengkeram oleh kekerasan sejak November 2013, ketika
presidenyang digulingkan, Viktor Yanukovych, menahan diri dari
penandatanganan Perjanjian Asosiasi dengan Uni Eropa lebih mendukung
hubungan dengan Rusia.
Rusia Balik Ancam Amerika, Akan Stop Gunakan Dolar AS
Rusia mengancam akan mengurangi
ketergantungan ekonominya kepada Amerika Serikat sampai tingkat nol jika
Washington setuju menerapkan sanksi kepada Moskow berkaitan dengan
Ukraina, kata penasehat ekonomi Kremlin Sergei Glazyev.
Glazyev memperingkatkan bahwa sistem keuangan Amerika bakal terancam ambruk (crash) jika sanksi terjadi.
"Kami akan mencari cara untuk tidak hanya mengurangi ketergantungan
kami kepada Amerika Serikat sampai (tingkat) nol namun juga bangkit dari
sanksi itu dengan memanfaatkan sebesar-besanya bagi keuntungan kami
sendiri," kata Sergei Glazyev.
Glazyev juga mengancam bahwa Rusia bisa menghentikan penggunaan dolar AS dalam transaksi internasionalnya.
"Sebuah upaya untuk memaklumatkan sanksi akan berakhir pada ambruknya
sistem keuangan Amerika Serikat yang bisa menyebabkan berakhirnya
dominasi Amerika Serikat dalam sistem keuangan global," tambah dia
seperti dikutip AFP.
Source : AFP/Antara/MAHDI-NEWS/PressTV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...