Minggu, 26 Mei 2013

Pidato Sayid Hasan Nasrullah Terkait Lebanon, Syria dan Palestina

Nasrullah Menjanjikan Kemenangan Sama Seperti Kemenangan Perang 33 Hari

Sayid Hasan Nasrullah

Sekretaris Jenderal Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah menyatakan, "Jika Suriah berhasil ditumbangkan oleh Amerika Serikat, kelompok takfiri dan anasir-anasirnya di kawasan, maka muqawama akan terkepung dan Israel akan terjun ke Lebanon untuk mendiktekan persyaratannya, dan Lebanon kembali akan jatuh ke tangan Israel."

FNA melaporkan, Nasrullah dalam pidatonya Sabtu 25 Mei mengatakan, "Jika pemerintah Suriah terguling, maka masalah Baitul Maqdis akan terlupakan dan bangsa-bangsa di kawasan akan melalui era-era sulit, gelap dan tragis."

"Sekarang, dalam perang yang terjadi, kami dihadapkan pada dua kelompok, pertama poros Barat dan Amerika Serikat yang meletakkan pion-pion takfirinya di medan pertempuran dan sekarang di ambang kehancuran, kelompok kedua adalah sebuah pemerintahan yang mendukung muqawama dan menyerukan perundingan. Hizbullah tidak mungkin bersama front yang meliputi Amerika Serikat, Israel dan pihak-pihak yang mendukung para penggali makam dan pemakan jantung," tutur Nasrullah.


Menurutnya, "Ini membuat kami menjadi target serangan media dan politik berbahaya, namun masalah ini tidak akan pernah tenang meski seandainya kami tidak terjun ke Suriah."

Ditegaskannya, "Tidak ada pihak yang dapat melontarkan tuduhan sektarian kepada kami dan sejumlah klaim tentang keluarga para syuhada itu tidak benar. Kami tidak mengirim para pemuda secara paksa ke medan tempur. Kami tidak perlu mengumumkan jihad, padahal jika kami mengucapkan dua kata saja, Anda akan menyaksikan puluhan ribu orang akan terjun ke medan perang."

Sekjen Hizbullah lebih lanjut menjelaskan, "Hizbullah di Bosnia dan Herzegovina juga bertempur membela umat Islam padahal di sana tidak ada Syiah."

Dikatakannya, "Saya punya surat dari para orang tua  yang meminta ijin kepada saya untuk mengirim satu-satunya putra mereka ke medan tempur."

"Kami sedang menghadapi fase yang benar-benar baru, khususnya yang telah dimulai sejak beberapa pekan lalu yaitu pengokohan muqawama dan dukungan terhadapnya serta pengokohan Lebanon dan dukungan terhadapnya," tegasnya.

Mengakhiri pidatonya, Nasrullah menyatakan, "Kami tidak meminta siapa pun untuk membantu kami di medan pertempuran. Kami adalah orang-orang di medan ini dan kami akan membangun kemenangannya. Dengan kesabaran dan pengorbanan, kami akan menyempurnakan jalan ini dan dengan banyak pengorbanan pula kami akan melanjutkannya. Sama seperti ketika kami menjanjikan kemenangan kepada Anda dalam Perang 33 Hari, sekarang pun kami juga menjanjikan kemenangan yang sama."

Sekjen Hizbullah: Kami Tidak Akan Diam Menyaksikan Suriah Tumbang

Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon menyatakan, "Pemikiran kelompok takfiri yang banyak membunuh warga di Irak, Pakistan, Afghanistan, dan Sunni Irak dibanding di etnis lain."

FNA (25/5) melaporkan, Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, "Sekarang, Tunisia, Libya dan negara-negara yang menyebarkan wabah ini (takfiri) juga dilanda masalah dan mereka berjanji akan masuk ke Lebanon."

"Pemikiran yang tidak menerima dialog dan tidak mengenal perundingan dan sisi kolektif ini berbahaya. Apakah masa depan Suriah, Lebanon dan Palestina dapat dibayangkan di bawah bayang-bayang kelompok ini?"

"Sejak awal krisis (krisis Suriah) mereka mengatakan bahwa pemerintahan Suriah akan terguling dan mereka akan datang ke Lebanon.  Dalam rangka meyakinkan Amerika Serikat, pada detik-detik awal krisis mereka menculik para peziarah Lebanon," kata Nasrullah.

Sayid Hasan Nasrullah menegaskan, "Suriah adalah pendukung dan tulang punggung muqawama dan oleh karena itu muqawama tidak dapat berdiam diri menyaksikan tulang punggungnya dipatahkan. Kami tidak bodoh dan idiot. Yang  yang idiot adalah pihak yang hanya menyaksikan makar sedang bergerak ke arahnya dan tidak bertindak."

"Makar saat ini telah kami patahkan dengan darah ribuan Syuhada dan kami tidak dapat berada di front lain. Setiap orang yang ingin menepi maka dia harus menyingkir ke tepi. Sejak tahun 1982, sejumlah pihak berpendapat bahwa tidak ada pihak yang mampu mengubah perimbangan di kawasan, akan tetapi kami berhasil mengubahnya dan kami sekarang sedang berjuang membela Lebanon, Palestina dan Suriah," tegas Nasrullah.

Nasrullah: Perang Dunia Telah Dimulai Terhadap Suriah

Sayid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Lebanon menyatakan, "Para pemimpin Suriah menekankan kesiapan mereka untuk berunding dan melakukan reformasi akan tetapi kelompok oposisi yang sejak awal menentang, dengan harapan pemerintah Suriah akan terguling dan mereka mengira banyak negara yang mendukung mereka dan mereka akan menang."

FNA melaporkan, dalam pidatonya Sabtu 25 Mei, Nasrullah mengatakan, "Tranformasi dengan cepat berubah dan jelas terbukti bahwa ada poros yang dibentuk oleh Amerika Serikat sebagai penentunya sementara pihak lain hanya berkhidmat untuk AS, poros tersebut secara implisit juga mendukung Israel. Al-Qaeda dan kelompok-kelompok takfiri juga terjun ke medan serta mendapat berbagai bantuan dari banyak negara."

"Perang dunia terhadap Suriah telah dimulai dan puluhan ribu anasir tidak membuat pusing sahabat Suriah di Amman akan tetapi hanya segelintir pejuang Hizbullah saja membuat mereka geram," katanya.

Nasrullah menegaskan, "Poros lawan bersikeras melanjutkan pertempuran hingga detik terakhir dan tidak berbicara tentang perundingan.  Ada usulan dan solusi logis yang telah diterima oleh para pejabat Suriah dan juga telah diajukan kepada negara-negara regional, akan tetapi mereka menolak, karena negara-negara ini tidak dapat menerima bertahannya pemerintahan Suriah."

Menurut Nasrullah, kelompok oposisi yang ada di luar negeri memiliki perspektif logis dan siap untuk berunding, ini adalah hak mereka, akan tetapi sebagian di antara mereka adalah pegawai dinas intelijen (asing) yang tidak punya independensi. Pada hakikatnya, kelompok oposisi bersenjata yang mendominasi dan semua orang tahu bahwa kelompok tersebut sebagian besarnya adalah takfiri."

Sekjen Hizbullah menjelaskan, "Sejumlah negara Arab tidak menginginkan pemerintah Suriah dan ingin terbebas dari kelompok-kelompok tersebut (takfiri) akan tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa kelompok itu (takfiri) akan kembali."

Hizbullah: Ufuk Pertempuran di Suriah Hanya Derita dan Kesedihan

Sekjen Hizbullah Sayid Hasan Nasrulah dalam pidatonya hari ini (Sabtu 25/5) memperingati hari pembebasan wilayah Lebanon selatan, menyinggung penentangan oposisi Suriah untuk berunding dan menyatakan, "Tidak ada puncak dalam pertempuran di Suriah kecuali derita dan kesedihan."

FNA melaporkan, Sayid Nasrullah mengatakan, "Kami akan melanjutkan upaya kami dan bahwa tekanan serta ancaman tidak akan berperanguh bagi kami dan sudah lama kami dimasukkan dalam list kelompok teroris."

Ditambahkannya, "Masalah Suriah dan berbagai peristiwanya adalah masalah yang berbeda, kami berperang di Suriah dan Anda juga berperang di sana, oleh karena itu kita harus menjauhkan Lebanon dari medan pertempuran."

Nasrullah mengatakan, "Apa yang terjadi di Tripoli harus dihentikan segera dan pihak yang membela pemerintahan Suriah atau yang menentangnya harus pergi ke Suriah dan meninggalkan Tripoli."

"Terkait apa yang sedang terjadi di Suriah, sungguh sangat penting bagi Lebanon dan sangat determinan, dan kami punya ketegasan dalam ucapan dan aksi, oleh karena itu sekarang, pada detik yang sangat sensitif dalam sejarah,  kita harus berteriak seperti seharusnya."

"Sejak awal kami telah menyatakan bahwa ada tuntutan sah rakyat dan cara terbaik adalah pelaksanaan reformasi melalui perundingan dan bahwa tidak ada orang yang harus mengarahkan senjata atau menembakkan peluru ke arah orang lain. Kami juga demikian, kami mengetahui apa pendapat Suriah tentang muqawama. Kami telah berunding dengan Presiden Suriah (Bashar Al-Assad) dan tokoh-tokoh oposisi sehingga tercapai solusi politik, dan Assad setuju sementara kelompok oposisi sejak awal menentang."

Hizbullah: Kami Ingin Militer Lebanon yang Kuat dan Berwibawa

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah menyatakan, "Penjualan senjata  ke Suriah dilarang akan tetapi senjata dalam jumlah besar dari berbagai negara terjual karena mereka yakin tidak satu pun pelurunya ditembakkan ke arah Israel."

FNA (25/5) melaporkan, Sayid Nasrullah pada pidato memperingati hari pembebasan wilayah Lebanon selatan dari pendudukan Israel dan mengatakan, "Kita semua menginginkan militer yang perkasa dalam menjaga negara dan melaksanakan tugasnya. Akan tetapi apa saja yang telah kita lakukan untuk mempersenjatai militer ini dan mempersiapkan perlengkapan logistiknya serta menciptakan kebesaran dan kewibawaannya?"

Sekjen Hizbulah Lebanon menambahkan bahwa sejak tahun 2005 tidak ada balasan yang terdengar dalam hal ini dan apapun yang munculnya adalah alasan dan uzur. "Karena Amerika Serikat memveto keberadaan seperti ini. Benar, Amerika Serikat tidak ingin militer Arab di kawasan yang terbentuk sehingga ingin melawan Israel, dipersenjatai."

Melanjutkan pidatonya, Sayid Nasrullah mengatakan, "Setiap kali ada perlawanan terhadap segala bentuk agresi di Lebanon, termasuk serangan Israel, maka di sana akan tampak jelas nama rakyat Lebanon dan nama itu adalah muqawama. Yang saya maksud di sini bukan muqawama Hizbullah. Di Lebanon banyak upaya dan kerja keras di Lebanon dari banyak pihak mulai dari brigade, aparat dan partai-partai. Sekarang Lebanon memiliki kekuatan yang mengalahkan Israel dan mengusirnya dari Beirut, al-Jabal, Seida, Sour dan Rashia dan setelah itu mengeluarkannya dari perbatasan sampai akhirnya perang pada bula Juli dan pasca perang…  rakyat Lebanon tidak punya apa-apa selain ini, akan tetapi yang dimiliki Lebanon saat ini saja, banyak pihak di Lebanon yang ingin melenyapkannya.

Nasrullah Pertanyakan Kesiapan Lebanon Menghadapi Israel

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah menguucapkan selamat kepada rakyat Lebanon atas peringatan pembebasan Lebanon selatan.

FNA (25/5) melaporkan, pada pidato memperingati hari pembebasan wilayah Lebanon selatan dari pendudukan Israel dan mengatakan, detik ini mengingatkan segala pengorbanan, para syuhada dan keluarga mereka serta seluruh korban luka, tawanan dan orang-orang yang terbebaskan dari penjara serta seluruh bangsa yang berjuang di tanah air mereka.

"Kita semua mengenang semua korban baik di pihak militer maupun warga muqawama di Lebanon, Palestina, dan Suriah yang gugur syahid di jalan ini, termasuk Sayid Abbas Musawi, Syeikh Ragheb Harb, Imad Mughniyah dan semua syuhada," tegasnya.

Menyinggung hari pembebasan wilayah Lebanon selatan, Sayid Nasrullah mengatakan bahwa hari ini adalah hari rahmat dan berkah Allah Swt, serta hari kemurkaan Allah Swt kepada para penjajah.

Nasullah menegaskan, "Sejumlah pihak ingin kita melupakan hari-hari ini, karena mereka ingin kita tidak memiliki sejarah dan kenangan, kita memperingati hari ini di saat tahun ini kita sedang menghadapi serangkaian ancaman besar. Pertama adalah ancaman yang sudah ada sejak Hari Petaka (hari pembentukan rezim Israel) yaitu  Israel dan ketamakannya. Kedua, berkaitan dengan transformasi di Suriah, yakni negara jiran kita dan dekat dengan perbatasan kita, yang di sana kelompok takfiri telah terjun ke medan."

Israel dan proyeknya  di Palestina pendudukan

Nasrullah mengatakan bahwa di hadapan ancaman pertama yakni Israel, harus dikatakan bahwa  rezim ini telah memulai proyeknya di Palestina pendudukan dengan penuh keyakinan dan bahkan tidak mendapat kritikan dari masyarakat internasional. Nasrullah menegaskan, "Mereka mengira memiliki front nasional yang kokoh dan siap untuk menghadapi perang multi-dimensi, mereka menentukan kementerian khusus dengan nama Kementerian Front Dalam Negeri yang akan mengatur segala peristiwa dalam perang. Israel setiap hari mengancam akan menggelar perang dengan kita, dan menempatkan pasukan di perbatasan serta menembakkan roket ke Suriah."

"Israel sejak tahun 2006 telah mempersiapkan diri dan menuutupi berbagai kekosongan mereka, akan tetapi apa yang kita lakukan di Lebanon? Apa yang dilakukan intansi pemerintah untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi setingkat Israel? Ketika itu apa yang harus dilakukan rakyat? Kita sedang berada di titik sensitif dalam sejarah dan kita tidak punya waktu untuk berbasa-basi. Sudah waktunya kita menengadahkan kepala dan menerima tanggung jawab kita."

Ref : IRIB Indonesia / MZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...