Senin, 15 April 2013

Bantuan AS ke Israel dan Krisis Ekonomi Washington


 














Amerika Serikat meski dalam beberapa tahun terakhir menghadapi berbagai kesulitan finansial, namun negara ini masih tetap nekad menambah bantuan militernya kepada Rezim Zionis Israel. Kanal 10 televisi Israel hari Kamis (11/4) di laporannya menyatakan, seiring dengan disusunnya bujet baru pemerintah AS, jelas sudah bantuan militer Washington kepada Tel Aviv di tahun 2013. Bantuan tersebut bukannya turun malah mengalami kenaikan.


Berdasarkan laporan tersebut, Presiden Amerika, Barack Obama di bujet yang dikirimnya ke Kongres menambah bantuan militer kepada Israel sampai 3,4 miliar dolar dan anggaran sebesar 220 juta dolar pun dialokasikan untuk meninkatkan kemampuan sistem anti rudal Iron Dome. Padahal Amerika saat ini tengah memangkas bujet besar-besaran dan salah satu dampaknya adalah pemangkasan anggaran publik. Dapat dikatakan bahwa saat ini Amerika tengah melakukan penghematan ekonom. Hal ini pula yang sempat menimbulkan kekhawatiran, jangan-jangan bantuan tahunan negara ini kepada Israel akan menurun.

Barack Obama dalam lawatannya bulan lalu ke Palestina pendudukan menjelaskan bahwa meski Amerika menghadapi berbagai kesulitan ekonomi, namun Washington tidak akan mengurangi bantuannya kepada Tel Aviv. Pernyataan Obama ini mendapat sambutan hangat dari para petinggi Israel.

Bantuan militer cuma-cuma Amerika kepada Israel setiap tahunnya sekitar 3 miliar dolar. Angka ini lain dari sejumlah bantuan finansial yang diberikan oleh Kongres AS sendiri ditambah dengan dana yang disetor oleh warga Yahudi Amerika.

Meningkatnya dukungan politik, finansial dan militer AS kepada Israel khususnya terhadap program Iron Dome dilakukan di saat Washington mengklaim tetap berusaha menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel serta siap menjadi mediator yang adil.

Bantuan Amerika kepada Israel khususnya di sektor militer dan sistem anti rudal Iron Dome terus berlanjut padahal Tel Aviv selama ini terus mengalami kekalahan melawan muqawama Palestina dan Hizbullah Lebanon. Pengamat militer Israel pun mengakui, kinerja sistem Iron Dome selama perang delapan hari Jalur Gaza (14-21 November 2012) tetap gagal membendung seranga roket pejuang Palestina.

Dalam hal ini, Mayjen. Eyal Eisenberg, komandan front dalam negeri Israel mengakui bahwa sistem anti rudal Iron Dome lemah dalam menghadapi serangai roket muqawama Palestina dan Hizbullah Lebanon. Sistem yang memakan dana besar ini juga tidak mampu menjaga wilayah sensitif dan yang ditentukan oleh Israel dari roket-roket muqawama Hizbullah.

Statemen Eisenberg dirilis di saat perang delapan hari Jalur Gaza sistem Iron Dome hanya mampu menembak jatuh sejumlah kecil ratusan roket yag ditembakkan oleh muqawama Palestina ke sejumlah wilayah Israel seperti Tel Aviv. Hal ini tentu saja telah membangkitkan kegeraman petinggi Zionis.

Sistem Iron Dome dipasang di Israel tahun 2006 pasca perang 33 hari antara rezim ini dan Hizbulalh Lebanon serta dengan bantuan Amerika Serikat. Sistem ini secara praktis diuji kebolehannya dalam perang delapan hari Jalur Gaza, namun kelemahan sistem ini telah membuat petinggi militer Israel kebingungan di tengah perang. Kemudian mereka meminta bantuan Amerika dan Barat untuk menjadi mediator untuk mengakhiri perang dan menggelar gencatan senjata.

Sejatinya puluhan juta dolar kerugian dari perang delapan hari Jalur Gaza merupakan bagian kecil dari kerugian yang harus ditanggung kabinet Netanyahu. Kerugian ini setelah berbulan-bulan menebar kampanye dan progapanda kedigdayaan sistem anti rudal Iron Dome berakhir tragis bagi Rezim Zionis Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...