salah satu tokoh/ormas yang amnesia, masih banyak lagi yang lain, baik ormas, maupun individu (sumber foto: facebook) |
By : dinasulaeman.wordpress
Ada segelintir orang (termasuk saya) yang sejak 2012 mengingatkan
bahayanya konflik di Suriah, yang apinya akan menyebar kemana-mana,
termasuk Indonesia. Tapi, suara-suara kami lenyap ditelan dahsyatnya
propaganda media mainstream, media nasional, media berlabel ‘Islam’,
ustadz-ustadz yang aktif di media sosial, dan para netizen awam yang bak
kerbau dicocok hidung men-share berita-berita pro-“mujahidin” dan
narasi-narasi kebencian. Saat itu, para penjagal di Suriah itu dianggap
layak disebut ‘mujahidin’ karena konon mereka Sunni yang sedang melawan
rezim -konon- Syiah kafir terlaknat.
Ketika fakta kesadisan para penjagal itu sudah tak bisa
ditutup-tutupi lagi dan tak bisa lagi diterima akal sehat manusia
normal, dan memiliki nama “ISIS”, semua berteriak-teriak “Itu buatan
Amerika dan Israel!” Dan seolah dengan teriakan itu, gugur sudah
dosa-dosa mereka yang dulu menyebarkan berita palsu soal Suriah dan
mengintimidasi segelintir orang yang berani bersuara berbeda. Kalian
berusaha sebarkan narasi bahwa ISIS adalah organisasi ‘sesat’ (seperti
kata salah satu pengamat yang sering masuk TVOne: jihadnya benar, tapi
caranya salah; kelompok jihad yang lain itu benar, tapi ISIS ini salah).
Seolah, dengan menyebutnya ‘anti Amerika-Israel’,maka yang salah
adalah bule-bule di luar sana, bukan kalian, para pendukung ‘jihad’
Suriah, yang aktif berkoar-koar mendukung jihad Suriah sejak 2012.
Oya? Sedemikian hebatnya-kah orang AS dan Israel, sehingga bisa
membuat ratusan ribu muslim dari berbagai penjuru dunia datang dengan
sukarela ke Suriah untuk mempertaruhkan nyawa, “berjihad”, menjagal
sambil berteriak Allahu Akbar? Apa ratusan ribu jihadis itu robot yang
bisa disetir dengan remote control?
Tidak, tentu saja.
Betapa amnesianya kalian. Kalian lupakan sejarah kemunculan ISIS. Tanpa dukungan kalian, ISIS hari ini tak akan muncul.
Kalianlah yang bersalah atas lahirnya ISIS: kalian yang sekarang
berteriak-teriak ISIS buatan AS, tapi di masa lalu (dan bahkan sampai
sekarang) menyebarluaskan paham kebencian pada ‘orang yang berbeda’.
Kalian, yang berkeliling Indonesia, menyebarkan kebencian, sambil
menggalang dana, yang kalian salurkan kepada para jihadis.
Kalian, yang dalam pengajian-pengajian kalian menolak mengajarkan
persaudaraan, cinta kasih, cinta pada negara, kesetiaan pada bangsa dan
negara. Kalian, yang mengajarkan bahwa kesetiaan itu harus diberikan
kepada syekh-syekh entah darimana, yang kalian bahkan tak begitu tahu
nama aslinya, sosoknya, kepribadian, dan kesehariannya. Kalian, para
ibu, para guru, para ustad/ustadzah yang di status-status facebook
kalian, men-share tulisan-tulisan kebencian, hanya karena berpikir: ini
kata ustadz saya, pasti benar, tak perlu lagi diverifikasi.
Kalianlah yang bersalah: kalian yang sekarang cuci tangan dan menolak
ISIS, padahal di AD/ART organisasi kalian mengandung ideologi yang sama
dengan ideologi ISIS. Hanya bedanya, ISIS sudah menjelma menjadi
monster nyata yang menakutkan semua orang. Sementara kalian masih
sekedar menuliskannya di AD/ART, masih sekedar berkoar-koar di
mimbar-mimbar, masih sekedar mengumbar kebencian dalam setiap
kesempatan. Termasuk juga, kalian, pejabat yang menolak menutup
situs-situs penyebar kebencian dan penyokong utama jihad Suriah.
Termasuk kalian: ormas yang menolak bersikap tegas menghentikan
penyebaran narasi kebencian di negeri ini, padahal jelas-jelas
mengatasnamakan ormas kalian. Kalian tahu salah, tapi diam saja.
AS dan Israel memang punya andil besar dalam konflik Timteng. Tapi jangan amnesia, andil kalian lebih besar lagi.
Semoga dengan ‘membesar’-nya ISIS, bayi yang tanpa sadar sudah kalian
lahirkan dan besarkan, kalian menjadi sadar, betapa bahayanya ideologi
kalian itu.
Amnesia Kedua: ISIS Adalah Pengalihan Isu Gaza ?!
Kalian ciptakan narasi baru: ISIS adalah ‘aktor’ baru yang
tiba-tiba muncul. Blow-up berita tentang ISIS adalah pengalihan atas isu
Gaza. Lihatlah di Gaza, umat Islam sedang berjuang melawan Israel. Tapi
kini gara-gara ISIS, Israel bisa semena-mena menggempur Gaza tanpa ada
kepedulian dari dunia.
Maaf, saya terpaksa katakan, inilah bentuk amnesia kalian yang lain.
Induk ISIS adalah Al Qaida; Al Qaida muncul sejak 1988 di
Afghanistan. Al Qaida menyebar ke berbagai penjuru dunia dengan berbagai
nama dan kedok, salah satunya ISIS. Jadi, dalam menganalisis,
perhatikan ideologi dan geneologinya, jangan terpaku pada nama. (btw,
coba browsing: tokoh politik di Indonesia yang pernah membuat puisi
memuja Osama bin Laden).
Lalu, coba ingat, bukankah sudah 66 tahun Israel menjajah bangsa
Palestina? Sejak berdiri tahun 1948, Israel terus membunuh, mengusir
dari rumah dan tanah; menghancurkan kebun-kebun bangsa Arab-Palestina.
Sejak 2005 Israel memblokade Gaza sehingga distribusi orang, barang,
jasa sangat terhambat. Warga Gaza seolah berada dalam penjara terbesar
di dunia.
Lalu, selama ini, apa yang kalian lakukan untuk membantu Palestina?
“Hanya” demo, orasi, penggalangan dana (tentu saja, bantuan dana tetap
penting, tapi tidak cukup, ini hanya panadol yang menghilangkan rasa
sakit sementara).
Lalu, apa yang dilakukan para jihadis untuk Palestina selama ini?
Tidak ada. Mereka justru sibuk meledakkan bom di negeri-negeri muslim.
Ada 3 kekuatan yang riil membantu Palestina (dengan politik, dana, dan senjata) selama ini:
- Hizbullah: organisasi militan ini berdiri dengan tujuan melawan Israel (karena Israel dulu juga menjajah wilayah Lebanon selatan) dan menjaga Lebanon agar Israel tidak kembali lagi. Hizbullah bukan tentara resmi Lebanon, sehingga tidak bisa disebut representasi ‘negara’. Backing utama logistik Hizbullah adalah Iran.
- Suriah: inilah negara Arab terakhir yang tetap menentang Israel, setelah tumbangnya Saddam. Saddam, meskipun tokoh zalim (terutama terhadap Iran: Saddam memerangi Iran selama 8 tahun, termasuk dengan senjata kimia yang sadis), namun ia menentang Israel. Dia memutus jalur minyak Kirkuk-Haifa yang sebelumnya menjadi urat nadi kehidupan Israel. Begitu Saddam digulingkan AS, minyak itu kembali mengalir bebas. Sedangkan Suriah memberikan perlindungan kepada tokoh-tokoh Hamas, menampung para pengungsi Palestina. UNHCR menyebut Suriah sebagai negara yang memberikan pelayanan terbaik di antara semua negara-negara Arab lain. Pengungsi Palestina diperlakukan sama dengan warga asli Suriah. Suriah adalah negara sosialis yang memberikan layanan kesehatan dan sekolah gratis, serta subsidi berbagai bahan pokok. Suriah juga menyuplai bantuan senjata kepada Hamas. Salah satu buktinya, dalam perang tahun ini, Hamas ketahuan menggunakan roket M302 Khaibar dari Suriah.
- Iran: selain menyuplai dana segar untuk Hamas secara rutin (digunakan untuk menjalankan roda pemerintahan), Iran juga menyuplai senjata dan teknologi militer. Salah satu buktinya: Hamas menggunakan roket Fajr 5 yang dibuat Iran.
Lalu, apa yang dilakukan ISIS (dan para kelompok mujahidin lain
dengan berbagai ‘nama’, tapi jika dilihat ideologi dan geneologinya,
mereka sama saja) selama ini?
- Mereka justru memorak-porandakan Suriah. Pembantaian dengan cara sangat barbar (kepala digorok, dipanggang, ditendang-tendang bak bola, memakan jantung mayat) yang dilakukan ISIS bukan hanya terhadap muslim Syiah, tetapi juga muslim Sunni (termasuk ulamanya, seperti Syekh Buthi), dan Kristen (termasuk dengan menancapkan salib ke dalam mulut jasad Kristen).
- Di Irak, pasca Saddam mereka melakukan berbagai pemboman dan pembunuhan atas dasar mazhab untuk adu-domba. Kehadiran mereka membuat Irak tak pernah berhenti bergolak (dan minyak Irak tetap leluasa mengalir ke Israel). Dan kebrutalan ISIS di Irak-lah yang kini membuat dunia terperangah. Bagaimana mungkin ada manusia (mengaku muslim pula) melakukan kejahatan masif sedemikian sadis dan brutal?
- Di Lebanon, dalam perang Gaza tahun ini, ketika Hizbullah sudah ancang-ancang membantu Gaza (dan sudah meluncurkan roket-roketnya ke wilayah Israel), justru Al Nusra (organisasi teror ‘keturunan Al Qaida juga) menyerang Hizbullah.
- Target utama ISIS (dan organisasi teror sejenis) adalah Iran (selama ini narasi yang mereka ungkapkan sebagai landasan perjuangan adalah :melawan rezim Syiah; bahkan menyebut Iran sebagai sekutu Israel, karena itu Iran harus dilawan). Iran memang belum tersentuh, tetapi berbagai kepentingan Iran di luar negeri sudah kena, antara lain pengeboman kedubes Iran di Lebanon. Iran ‘diganggu’ melalui tekanan politik dan embargo oleh Barat dan Israel.
Intinya, kekuatan-kekuatan yang memback-up pejuang Gaza untuk melawan Israel justru diganggu dengan sangat dahsyat oleh ISIS.
Jadi, siapa yang ‘mengalihkan’ siapa?
Think!
Brengsek kau.. Sok kali kau... Kau ini sendiri mau menjadi sok tau dan kaubsendiri juga amnesia dengan melupakan mengamalkan kebaikan2. Di otakmu hanya ada kekerasan saja... Setanlah yg membuat darahmu panas... Setan2....
BalasHapus