"Jadi jika ditanya bagaimana krisis Suriah dan dampaknya bagi masa depan Palestina" petanya mudah, yang mendukung pemerintahan Assad; Rusia, Cina, Iran dan Venezuela, dan yang mendukung pemberontak; Qatar, Arab Saudi, Turki, AS dan NATO, dan yang terpenting di mana posisi Israel? Israel jelas yang paling nomor satu mendukung pemberontak. Jangan lupa, kata Jose, AS dan NATO banyak membantai umat Islam di Afganistan dan Irak, dan juga di Nikaragua, bagaimana mungkin menurunkan Assad dengan bantuan NATO dan AS sama kasusnya dengan menurunkan Gaddafi. Saya kalau dibantu NATO dan AS menurunkan SBY, saya tidak mau."
Siapa tak kenal dr. Jose Rizal, pendiri Mer-C, raut mukanya teduh, lugas, cerdas dan berlaku adil baik kepada musuh dan teman. Hidup bagi Jose adalah berjuang, dan membantu korban perang adalah hati nuraninya. Di mata Jose, Islam komprehensif seperti itu. Ilmu ortopedi keahliannya untuk membantu orang, Islam pandangan hidup yang mengarahkannya dan kecerdasan membaca situasi menjadi sosok yang adil.
Sosok Jose bukan seorang politikus tapi tidak mudah terkena perangkap musuh, bukan pengusaha yang mengandalkan uang tapi amanah memudahkan untuk berjuang. Ia bukan Intelektual yang banyak karya, tapi amalnya menjadi karya nyata. Prinsip Jose, siapapun korban dari dua kelompok, semuanya harus ditolong, kalau tidak begitu, akan menjadi bagian dari konflik. Prinsip ini diterapkan tatkala Jose bersama Mer-C terjun ke medan konflik, seperti Ambon, Poso, Aceh, Irak, Afganistan, Kasmir, Myanmar, dan di Gaza sedang merampungkan rumah sakit Indonesia.
Terakhir untuk konflik Surih, Jose nampaknya berhati-hati ketika menjawab pertanyaan peserta diskusi, kenapa Mer-C tidak mengirim relawan ke Suriah dalam sebuah diskusi "Krisis Suriah dan Masa depan Palestina", (15/4) di kantor VOP.
"Bisa nggak seandainya, Mer-C terjun ke Suriah, membantu korban baik dari pihak pemberontak maupun pemerintah?" Tanya Jose. Jika tokoh sekaliber Yusuf Qaradawi, ulama besar yang juga dia kagumi, mengeluarkan fatwa boleh membunuh ulama, sipil dan militer yang mendukung pemerintahan Basyar Assad, bisa dibayangkan jika dokter-dokter Mer-C membantu korban pihak pemerintah, bukan membantu malah jadi korban kena fatwa boleh dibunuh itu. Menurut Jose, pembunuhan Syeikh al-Buti, ulama Ahlusunnah oleh pemberontak adalah contoh, betapa sensitifnya konflik Suriah.
Bagi Jose, krisis Suriah adalah satu rangkaian program penurunan rezim secara bergilir, proyek Gaddafi berhasil, arsiteknya sama, Bilderberg. Bilderberg adalah sebuah organisasi lobby Zionis, dan merupakan bagian dari kelompok Freemasonry. Dideklarasikan di hotel Bilderberg, Netherland, tahun 1954. Anggotanya adalah para bankir, industrialis, pengusaha, dan nobelist atau peraih nobel. Mereka adalah kelompok sangat berpengaruh yang menentukan siapa yang pantas jadi presiden AS dan menelurkan keputusan-keputusan besar. Daftar di antara negara yang masuk daftar penurunan rezim adalah, Libya, Mesir, Suriah, Sudan dan Iran. Seperti dalam pertemuan di St. Moritz, Switzerland, 2011, mengenai bagaimana memperbesar perang di Libya. Hasilnya, empat bulan kemudian Gaddafi terbunuh.
Program lanjutannya Suriah, diundang dua orang dengan posisi yang berbeda tapi dalam rangkaian program yang sama, "Jatuhkan Bashar". Mereka adalah Bassma Kodmani, head of Foreign Affair of Syrian National Council, yang merupakan kelompok oposisi di Suriah, dan Marcus Agius, executive consultant BBC, telah menghadiri Bilderberg Meeting di Hotel Westfield Marriott, Virginia USA. Tujuan penggantian Assad adalah road map baru, Israel aman.
Fakta-fakta rekayasa banyak di lapangan untuk menjatuhkan Assad secepat mungkin. Pertama, rekayasa foto anak kecil melompati mayat di Irak yang diklaim BBC terjadi pembantaian di Houla untuk memperlancar operasi humanitarian intervension persis seperti di Libya tapi gagal. Kedua, isu penggunaan senjata kimia seperti di Irak, oleh pemerintah, yang belakangan ditemukan jerigen-jerigen berisi bahan peledak potassium klorat, buatan perusahaan Turki, Tekium, isu ini juga gagal. Ketiga, isu sektarian bahwa Assad dan Alawi adalah Syiah, sedangkan Syiah lebih berbahaya daripada Israel. Isu ini santer di Indonesia, pernah suatu kali di Bogor, dr. Jose diberi tahu ulama Wahabi Salafi bahwa rakyat Suriah disuruh menyembah Assad, Syiah adalah kafir, Jose hanya bertanya kenapa orang Syiah diizinkan haji di Mekah.
Belakangan gencar isu bahwa Iran, Hizbullah dan Suriah hanya pura-pura melawan Israel, dr. Jose bertanya bagaimana pura-pura, tahun 1973, Suriah perang dengan Israel, tahun 2006 Hizbullah perang dengan Israel, dan dr Jose sendiri berada Lebanon. Kantor Hamas dekat dengan Hizbullah di Lebanon. Suriah menampung pengungsi Palestina terbesar di dunia. Suriah menampung pejuang Palestina, memberi bantuan logistik dan peralatan militer menghadapi Israel.
Pertanyaanya adalah pernah tidak oposisi Suriah ini perang melawan Israel, Jose mengatakan "Saya kenal betul mereka" dan sejauh pengamatan Jose mereka belum pernah perang melawan Israel.
Jadi ditanya bagaimana krisis Suriah dan dampaknya bagi masa depan Palestina petanya mudah, yang mendukung pemerintahan Assad; Rusia, Cina, Iran dan Venezuela. Adapun yang mendukung pemberontak yaitu Qatar, Arab Saudi, Turki, AS dan NATO. Lalu yang terpenting di mana posisi Israel? Israel jelas yang paling nomor satu mendukung pemberontak. "Jangan lupa, kata Jose, AS dan NATO banyak membantai umat Islam di Afganistan dan Irak, dan juga di Nikaragua, bagaimana mungkin menurunkan Assad dengan bantuan NATO dan AS sama kasusnya dengan menurunkan Gaddafi. Saya kalau dibantu NATO dan AS menurunkan SBY, saya tidak mau.
Meski banyak data menunjukkan peran zionis di belakang krisis Suriah, umat Islam pendukung pemberontak tetap saja nekat, mereka berdalih perang Suriah adalah perang akhir zaman meski dengan bantuan NATO dan AS yang berlumuran darah umat Islam. Slogan mereka Assad kejam, Alawi Syiah kafir, darah mereka halal. Kalau sudah begitu mau apalagi, sergah Jose tak bisa menyembunyikan kesedihan, "Biarlah Allah yang mengadili dan menjadi pelajaran umat Islam".
Jose menyimpulkan diskusi, Zionis membunuh umat Islam di Suriah dengan tangan sesama muslim, ulama membunuh ulama, fitnah luar biasa terjadi di Suriah. Demokrasi, otoriter, Assad kejam, isu sektarian hanya bumbu saja. Intinya satu, Israel aman.
Satu kesalahan terbesar umat Islam, gagal menentukan Zionis sebagai musuh bersama. Akibatnya fatal, umat Islam malah bergandeng tangan Israel, AS dan NATO menghabisi sesama muslim. Isu ini termakan oleh sebagian besar umat Islam yang berpaham Wahabi salafi, dan korban terbesarnya Islam Ahlusunnah Waljamaah. (IRIB Indonesia / Muhammad Ma'ruf / PH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...