MASJID akan selalu eksis. Begitulah kenyataan yang terjadi di Inggris. populasi ummat
Muslim yang semakin bertambah, membuat muslim di sana mengalih
fungsikan tempat ibadah agama lain menjadi masjid, hingga semakin
ngetrend.
Di Inggris, masjid-masjid yang telah berdiri memang tidak semuanya
dibangun dari nol atau dari tanah kosong, tetapi dibangun dari tempat
ibadah agama lain. Karena kedatangan warga muslim, maka diubahlah tempat
ibadah itu menjadi masjid.
Seperti kebanyakan negara barat lainnya, seiring dengan banyaknya
orang Islam keturunan ataupun pendatang dan juga bertambahnya populasi
umat Islam di daerah tersebut, Sehingga sejumlah gereja yang ditinggal
oleh ummat kristiani dialihfungsikan menjadi Masjid. Berikut adalah
bangunan yang dulunya adalah gereja di sejumlah kota di Inggris yang
saat ini telah berubah menjadi Masjid.
Brick Lane Mosque, London
Tempat
ibadah ini juga dikenal dengan sebutan masjid Brick Lane, karena
posisinya di Brick Lane 52. Bangunan berdinding bata merah itu,
merupakan masjid terbesar di London, yang mampu menampung 4000 jama’ah.
Walau demikian luas, masjid ini belum bisa menampung seluruh anggota
jama’ah shalat Jumat, hingga sering kali jama’ah meluber ke jalan raya.
Mayoritas anggota jama’ah merupakan keturunan Banglades, hingga wilayah
tersebut disebut Banglatow.
Masjid ini memiliki sejarah yang sangat unik dan panjang. Awalnya,
bangunan yang didirikan sejak tahun 1743 ini adalah gereja Protestan.
Dibangun oleh komunitas Huguenot, atau para pemeluk Protestan yang lari
dari Prancis untuk menghindari kekejaman penganut Katolik. Akan tetapi,
karena jama’ahnya menurun, maka gereja ini dijual.
Di tahun 1809, bangunan ini digunakan masyarakat London untuk
mempromosikan Kristen kepada para pemeluk Yahudi, dengan cara
mengajarkan Kristen dengan akar ajaran Yahudi. Tapi, program ini juga
gagal. Dan bangunan diambil oleh komunitas Metodis pada tahun 1819.
Komunitas Metodis cukup lama “memegang” gereja ini. Walau demikian,
pada tahun 1897, tempat ini diambil oleh komunitas Ortodok Independen
dan berbagi dengan Federasi Sinagog yang menempati lantai dua.
Tapi tahun 1960-an komunitas Yahudi menyusut, karena mereka pindah ke
wilayah utara London, seperti Golders Green dan Hendon, sehingga
bangunan ditutup sementara, dan hal itu berlanjut hingga tahun 1976.
Setelah itu gedung itu dibuka kembali, dengan nama barunya, Masjid Jami’
London.
Masjid Zakariyya, Bolton
Di Peace Street 20 Bolton, berdiri sebuah gedung besar berkubah yang
amat berwibawa, yang lengkap dengan menara. Tempat itu ramai dikunjungi
warga Bolton, terutama yang memeluk Islam, bahkan tiap pekannya, ribuan
umat Islam hadir di tempat ini, guna melaksanakan shalat Jumat. Gedung
itu tidak lain adalah Masjid Zakariyya.
Sejarah berdirinya masjid itu, bukanlah kisah yang singkat. Kala itu
antara tahun 1965 hingga 1967 umat Islam Bolton dan Balckburn belum
memiliki tempat permanen untuk melaksanakan shalat.
Untuk melakukan shalat Jumat saja, mereka melaksanakannya di The
Aspinal, sebuah diskotik dan tempat dansa yang digunakan di malam hari,
sedang siangnya di hari Jumat tempat itu dibersihkan para relawan guna
dijadikan sebagai tempat melaksanakan shalat Jumat.
Karena jumlah jama’ah semakin bertambah, maka diperlukan tempat besar
yang permanen. Dan dimulailah pencarian bangunan yang bisa digunakan
sebagai masjid sekaligus islamic center.
Pada tahun 1967, ada penawaran pembelian gedung bekas gereja
komunitas Metodis, yang terpaksa dijual karena terbakar. Dengan dana
sebesar 2750 pound sterling dari komunitas Muslim lokal, akhirnya
bangunan itu menjadi milik umat Islam. Bangunan itulah yang kini disebut
Masjid Zakariyya itu.
Tidak hanya Masjid Zakariyya, beberapa masjid Inggris pun memiliki
kisah yang hampir sama dengan kisah masjid kebanggan Muslim Bolton itu,
yakni sama-sama berasal dari gereja yang dijual, baik karena kehilangan
pengikut, atau karena sebab lainnya.
Masjid Didsbury, Manchester
Masjid ini terletak di Burton Road, Didsbury Barat, Manchester.
Gedung yang digunakan sebelumnya merupakan bekas gereja komunitas
Metodis, yang bernama Albert Park. Gedung ini tergolong bangunan kuno,
karena telah beroprasi sejak tahun 1883.
Akan tetapi, pada tahun 1962 gereja ditutup, dan beralih menjadi
masjid dan islamic center. Masjid ini, kini mampu menampung 100 jama’ah,
dan yang bertanggung jawab sebagai imam dan khatib hingga kini adalah
Syeikh Salim As Syaikhi.
Brent of Mosque, London
Terletak di Chichele Road, London NW2, dengan
kapasitas 450 orang, dan dipimpin oleh Syeikh Muhammad Sadeez. Awalnya,
bangunan itu merupakan gereja. Hingga kini ciri bentuknya tidak banyak
berubah. Hanya ditambah kubah kecil berwarna hijau di beberapa bagian
bangunan dan puncak menara.
Masjid New Peckham, London
Didirikan oleh Syeikh Nadzim Al Kibrisi. Terletak di dekat Burgess
Park, tepatnya di London Selatan SE5. Kini masjid ini berada di bawah
pengawasan Imam Muharrim Atlig dan Imam Hasan Bashri. Sebelumnya, gedung
masjid ini merupakan bekas gereja St Marks Cathedral.
Masjid Sentral Wembley
Masjid ini terletak di jantung kota Wembley, dekat dengan Wembley
Park Station. Daerah ini memiliki komunitas Muslim besar dan banyak toko
Muslim yang berada di sekitarnya. Gedung masjid ini sebelumnya juga
merupakan bekas gereja. Walau sudah terpasang kubah di puncak menaranya,
tapi kekhasan bangunan gereja masih nampak jelas. Dengan demikian,
siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa bangunan itu dulunya
adalah gereja.
Masjid Jami, Essex
Selain masjid-masjid di atas, sebuah gereja bersejarah di Southend
juga sudah dibeli oleh Masjid Jami’ Essex dengan harga 850 ribu pound
sterling. Gereja dijual, karena jama’ah berkurang, sehingga kegiatan
peribadatan dipusatkan di Bournemouth Park Road. Konseskuensinya, gereja
ini sudah tidak beroperasi sejak tahun 2006 lalu. Rancananya gereja
akan dijadikan apartemen, tapi gagasan itu ditolak oleh Dewan Southend.
Akhirnya, gereja kosong itu dibeli oleh komunitas Muslim yang tinggal di
kota itu, yang juga sedang membutuhkan tempat untuk melaksanakan
ibadah.
Saat itu jumlah komunitas ini mencapai 250 orang, “gereja bekas” itu
merupakan tempat yang sesuai, karena mampu menampung 300 jamaah. Tidak
banyak dilakukan perubahan pada bentuk bangunan yang telah berumur 100
tahun lebih itu, hanya perlu menambah tempat untuk berwudhu dan sebuah
menara.
Sumber : islampos.com—[nr/islampos/berbagaisumber/hidayatullah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon tinggalkan pesan dan komentar anda...